Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Diramal Cerah Tahun Depan, Sentimen Ini Bisa Jadi Risiko Terpendam Buat IHSG

Secara keseluruhan sentimen positif untuk IHSG akan lebih banyak. Namun, sentimen negatif bisa datang dari pengaruh geopolitik yang sewaktu-waktu bisa memberikan sentimen negatif terhadap IHSG.
Pengunjung berada di sekitar layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Rabu (29/1/2020). JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha
Pengunjung berada di sekitar layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Rabu (29/1/2020). JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah sentimen disebut berpotensi membayangi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 2021 mendatang.

Direktur Utama PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan indeks komposit memang berpotensi melanjutkan tren penguatan pada 2021. Namun, itu tak berarti pergerakan IHSG akan selamanya bergerak mulus di tahun depan.

William menyebut vaksin tak bisa menjadi satu-satunya pegangan untuk pemulihan ekonomi dan pasar di tahun depan. Pasalnya, proses vaksinasi dan pembuktian efektivitasnya tentu akan membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

“Walaupun sudah ada vaksin ini, itu, tapi efek vaksin ini dalam jangka panjang kan belum ketahuan. Mungkin itu bukan menjadi penghambat atau penghalang, tapi tetap saja waktu yang akan menentukan,” ujar William kepada Bisnis, Minggu (13/12/2020).

Di lain pihak, William menilai normalisasi kegiatan bisnis masih akan membutuhkan waktu di 2021 mendatang, contohnya kegiatan operasional pertokoan dan perjalanan dari dan ke luar negeri yang belum akan sepenuhnya pulih karena menunggu vaksin.

“Walaupun mungkin akan ada sedikit optimisme di awal-awal tahun, setelahnya mungkin akan ada tekanan untuk 2021 tapi at least akan terjaga cukup stabil. Seharusnya akan lebih pulih setelah 2021,” tuturnya.

Sementara itu, Direktur Riset dan Kepala Investasi Alternatif Bahana TCW Investment Management Soni Wibowo mengatakan risiko yang datang dari sentimen geopolitik juga patut diwaspadai pada 2021 mendatang.

Dia melihat ada kemungkinan konflik perebutan wilayah Laut China Selatan kembali memanas tahun depan, begitu pula dengan ketegangan antara China-Pakistan-India. Adapun, Brexit juga disebut bakal kembali mencuat pascapandemi mereda.

“Setelah Covid reda orang akan back to business jadi mungkin itu akan memberikan guncangan jika tak tertangani dengan baik, tapi overall sentimen masih lebih banyak positifnya dibanding negatifnya,” pungkas Soni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper