Bisnis.com, JAKARTA - Kontrak berjangka untuk kopi arabika berhasil membukukan keuntungan mingguan di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa hasil panen akan merosot setelah kekeringan di Brasil, produsen dan eksportir utama dunia.
Ecom Trading mengatakan output diperkirakan turun sebanyak 34 persen pada 2021 di daerah Minas Gerais, Brasil.
Perkiraan tersebut mendekati proyeksi oleh Volcafe, unit ED&F Man. Cuaca buruk mengikis prospek biji-bijian di Amerika Tengah dan Vietnam. Data inventaris kopi hijau AS akan dirilis minggu depan.
Baca Juga
“Pertanyaan besarnya sekarang adalah apakah konsumsi telah turun atau baru saja pindah dari kafetaria ke rumah selama pandemi virus Corona," kata Luiz Eduardo de Paula, pemilik H. Commcor Ltd., seperti dikutip Bloomberg.
Kopi arabika untuk pengiriman Maret naik 0,5 persen menjadi ditutup pada US$1,216 per pon di ICE Futures di New York, setelah mencapai level harga tertinggi sejak 1 Desember 2020, sebesar US$1,2355.
Minggu ini, harga kopi arabika telah naik hingga 3,4 persen.