Bisnis.com, JAKARTA - Ada sebuah tempat berbentuk Joglo di Sleman Yogyakarta yang oleh pemiliknya menjadi tempat yang luar biasa. Pasalnya, tempat tersebut, bukan hanya menjadi keindahan bagi mata yang memandang.
Namun sarat oleh ilmu dan aplikasi merealisasikannya. Joglo Ayu Tenan namanya, adalah sebuah galeri seni milik Rahayu Dwi Astuti, salah satu UMKM Mitra Binaan PT. Pertamina (Persero) yang memajang barang kerajinan khusus aksesori perhiasan dan olah kain ecoprint.
Bermula dari hobi, Rahayu merintis bisnisnya sejak tahun 2007. Kegemarannya membuat pernak-pernik aksesoris dan kerajinan perlahan mendatangkan pundi-pundi rupiah. ”Pada tahun 2010 langsung diajak komunitas kreatif Yogyakarta ikut pameran Inacraft.
Setelah itu mulai ada pesanan dan tergerak untuk lebih serius menekuni bisnis jewelry,” ungkap wanita yang akrab disapa Yayuk tersebut.
Woman and people empowerement merupakan salah satu misi keberadaan Joglo Ayu Tenan yang terletak di Desa Sinduadi, Kecamatan Melati, Kabupaten Sleman, Yogyakarta ini. Pemberdayaan dilakukan melalui pelatihan-pelatihan membuat barang kerajinan. Sehingga secara langsung membekali masyarakat sekitar dengan keterampilan. Yang ujungnya adalah pemberdayaan ekonomi warga.
Bukan hanya warga, para ibu rumah tangga, mahasiswa, pelajar, para seniman yang kerap datang ke Joglo Ayu Tenan ini. Tempatnya yang nyaman, asri dan bersih membuat banyak orang berkeinginan untuk singgah.
Tidak hanya untuk melakukan transaksi pembelian, namun mereka juga dapat membuat pernak-pernik sesuai dengan keinginannya. “Ada sekitar 20 ibu-ibu di desa binaan yang kerap kami berdayakan untuk ikut berkreasi,” tuturnya.
Di sini, perajin menekuni seni olah kain, logam, dan batuan alam; mewujudkan imaji dalam sebentuk perhiasan, busana, tas, dan bendabenda indah lainnya. Bercita-cita memberi manfaat sebesar-besarnya untuk sesama, Yayuk merangkul siapa pun.
Wisatawan, warga pedesaan, kaum difabel, hingga civitas academica Nusantara dan mancanegara ia ajak berkolaborasi melalui pelatihan, program magang, dan pameran. Ia tekankan sisi ‘pengalaman’ untuk menghargai karya seni.
Beragam motif dan kreasi baru tercipta dari tangan para perajin menyesuaikan kreatifitas berbasis potensi daerah masing-masing. Dan buah keseriusan dan profesionalitas komunitas di Joglo Ayu Tenan ini telah membawa 4 perwakilan mereka mendapat beasiswa belajar di negeri Kanguru melalui program Australia Award pada tahun 2018. Program ini memberi pengetahuan dan membekali konsep bisnis dalam bidang perhiasan.
Beragam perkembangan pesat bisnisnya bermula saat ia memutuskan untuk menjadi mitra binaan Pertamina pada tahun 2017. Ia mendapat ilmu-ilmu baru. Pengalaman baru. Hingga relasi pemasaran jauh lebih luas dibandingkan sebelum mengikuti Program Kemitraan.
"Bukan hanya pinjaman, tapi juga pendampingan yang menurut saya luar biasa. Saya mendapat kesempatan untuk bisa memasarkan pernak-pernik dan aksesoris buatan saya. Bukan hanya pameran di dalam negeri, tapi luar negeri," ungkap wanita yang pernah mendapat penghargaan Best Winner Inacraft: Best Textile, and Best of the Best Product pada tahun 2017 lalu tersebut.
Semenjak menjadi Mitra Binaan Pertamina itu pula, kesempatannya untuk mengikuti pameran ke luar negeri terbuka luas. Mulai dari Malaysia, China, hingga ke Portugal. Yayuk bersyukur atas kesempatan yang luar biasa diberikan oleh Pertamina tersebut.
”Saya berterima kasih kepada Pertamina telah ikut membantu mengenalkan produk saya hingga mancanegara,” tutur Ketua Asosiasi Perajin Perhiasan Yogyakarta ini.
Kekayaan budaya Yogyakarta seperti Kraton, Kotagedhe, Merapi dan sekitarnya telah menjadikan inspirasi desain produk Joglo Ayu Tenan. Dengan mematok harga produk berkisar antara Rp 25 ribu hingga Rp 2,5 juta. Ia mampu mengantongi omzet bersih perbulan sebesar Rp 18 juta. “Masyarakat bisa melihat karya kami melalui media sosial @jogloayutenan, atau beberapa marketplace dengan nama Joglo Ayu Tenan,” imbuhnya.
Yayuk berharap, melalui kemitraan dengan Pertamina, bisnis yang sedang dijalani mampu berkembang lebih pesat lagi. Lebih banyak pelatihan untuk pengelolaan bisnis yang efektif dan efisien.
Serta mampu bersaing dengan ranah mancanegara dalam hal kualitas produk. ”Agar kami mampu terus Go Global untuk mengenalkan khasanah budaya Indonesia di dunia,” pungkas Yayuk.