Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak terus naik setelah ditutup pada level tertinggi dalam delapan bulan terakhir. Hal ini dipicu oleh optimisme efektivitas vaksin Covid-19 yang dianggap akan mempercepat permintaan energi global tahun depan.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Rabu (25/11/2020) hingga pukul 16.14 WIB, harga minyak jenis WTI untuk kontrak Januari 2021 di bursa Nymex berada di level US$45,44 per barel, terapresiasi 1,18 persen.
Sementara itu, harga minyak jenis Brent di bursa ICE untuk kontrak Januari 2021 berada di posisi US$48,52 per barel, naik 1,38 persen.
Minyak mentah pada Selasa (24/11/2020) lalu pun sempat melonjak 4,3 persen dipicu oleh proses transisi dari Presiden terpilih AS Joe Biden.
Harga minyak Brent diramal bisa bergerak hingga ke level US$60 per barel pada musim panas tahun 2021 mendatang karena pelonggaran pembatasan perjalanan yang pada akhirnya meningkatkan permintaan bahan bakar fosil.
Perdana Menteri China juga mengatakan negara pengimpor minyak terbesar di dunia tersebut kemungkinan akan mengalami perkembangan ekonomi pada 2021. Hal ini ditambah dengan kesepakatan antara China dan Jepang yang sudah memperbolehkan perjalanan antar negara.
Baca Juga
Kenaikan harga minyak memang sangat bergantung pada pemberitaan mengenai vaksin Covid-19. Sejak pandemi menyerbak pada bulan Maret, permintaan global langsung jeblok karena banyak negara yang menerapkan lockdown.
Daniel Hynes, ahli strategi komoditas senior di Australia & New Zealand Banking Group Ltd mengatakan perkembangan seputar vaksin beberapa hari terakhir ditambah dengan kemungkinan perpanjangan pemotongan produksi OPEC+ telah membuat pasar bergelora.
“Pasar cukup bertenaga dan terus melanjutkan kenaikan dalam beberapa hari mendatang,” tuturnya.
Goldman Sachs Group Inc. mengatakan dalam sebuah catatan bahwa pihaknya mengharapkan OPEC+ untuk menunda peningkatan produksi 2 juta barel per hari yang direncanakan selama tiga bulan. Diperkirakan, harga minyak Brent akan berada pada level rata-rata US$47 per barel pada kuartal berikutnya jika hal ini terjadi.
Optimisme pasar membentuk kembali kurva minyak dalam keadaan menanjak. Pabrik penyulingan China dan India telah menerima banyak permintaan minyak dari pasar. Rongsheng Petro Chemical Co sedang mencari pasokan minyak mentah spot untuk pengiriman ke Zhoushan dan juga mencari pasokan jangka waktu untuk tahun depan.
Sementara itu, Indian Oil Corp dengan mencari ladang minyak di Timur Tengah dan Afrika Barat untuk muatan pada Desember dan Januari. Sementara itu, salah seorang sumber internal The American Petroleum Institute melaporkan persediaan minyak mentah membengkak 3,8 juta barel.