Bisnis.com, JAKARTA — Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan keempat November diperkirakan akan memasuki fase konsolidasi dengan tren melemah.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, sepanjang pekan lalu indeks acuan mencetak kinerja positif yakni 2,03 persen ditopang reli selama empat hari pertama. Pun, IHSG ditutup terkoreksi 0,40 persen di level 5571.66 pada Jumat (20/11/ 2020).
Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee memprediksikan IHSG berpeluang bergerak pada level koreksi sehat.
"Support IHSG di level 5.541 sampai 5.462 dan resistance di level 5.628 sampai 5.657,” ungkap Hans dalan publikasi riset, Minggu (22/11/2020).
Disebutkannya, pasar saham mengalami kenaikan akibat optimisme atas progress pembuatan vaksin Covid-19, baik yang tengah dikembangkan oleh dikembangkan Pfizer dan BioNTech, maupun Moderna.
Di sisi lain, dia melihat aliran dana masuk ke pasar saham mulai terus menunjukkan peningkatan. Adapun sektor yang terpantau naik antara lain perbankan, tours and travel, serta komoditas.
Baca Juga
“Selain itu terlihat investor mulai beralih ke saham Asia Tenggara sebagai rotasi global dari sektor bernilai tinggi (value) ke sektor yang bertumbuh (growth),” sambungnya.
Akan tetapi, tambah Hans, sentimen positif tersebut dibayangi oleh lonjakan kasus Covid-19 di beberapa negara, termasuk Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa sehingga mendorong potensi pertumbuhan negatif di kuartal IV/2020.
“Peningkatan langkah penguncian ekonomi dapat menganggu proses pemulihan ekonomi dan menjadi sentimen negatif bagi pasar saham dunia,” tambahnya.
Dia menilai, meningkatnya kasus Covid-19 di beberapa negara dunia disertai mulai turunnya optimisme vaksin Covid-19 membuat pasar saham diperkirakan akan bergerak konsolidasi dengan tren melemah pekan depan.
“Ditambah masalah stimulus dan pasar keuangan yang naik banyak beberapa pekan terakhir sehingga membuka koreksi sehat IHSG," pungkasnya.