Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mata Uang Asia Lagi 'On Fire', Rupiah Malah Melemah

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah 15 poin pada perdagangan hari ini, Rabu (18/11/2020). Di kawasan Asia Pasifik, rupiah merunduk bersama baht Thailand yang anjlok 0,39 persen.
Karyawan menunjukan dolar AS di Jakarta, Rabu (11/11/2020). Nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu (11/11) ditutup melemah 0,2 persen atau 27,5 poin ke level Rp14.085 per dolar AS. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan dolar AS di Jakarta, Rabu (11/11/2020). Nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu (11/11) ditutup melemah 0,2 persen atau 27,5 poin ke level Rp14.085 per dolar AS. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terkoreksi tipis pada akhir perdagangan Rabu (18/11/2020). Rupiah melemah setelah menguat dua sesi beruntun dan koreksi terjadi saat Bank Indonesia menggelar Rapat Dewan Gubernur 18-19 November 2020.

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah terhadap dolar di pasar spot turun 0,11 persen atau 15 poin menjadi Rp14.070 per dolar AS. Sejak awal tahun, rupiah melemah 1,47 persen.

Di sepanjang hari perdagangan, rupiah bergerak pada rentang Rp14.055 - Rp14.095 per dolar AS. Di kawasan Asia Pasifik, rupiah merunduk bersama baht Thailand yang anjlok 0,39 persen.

Tampaknya rupiah tak mampu mengambil momentum pelemahan indeks dolar AS sebesar 0,21 persen menjadi 92.222 pada pukul 15.32 WIB. Sementara yen Jepang masih melanjutkan penguatan 0,25 persen, yuan China naik 0,20 persen, dan dolar Singapura terapresiasi 0,19 persen.

Koreksi rupiah juga terjadi pada saat Bank Indonesia bakal mengumumkan kebijakan moneter sebagai hasil RDG yang akan berakhir besok, Kamis (19/11/2020). 

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo sebelumnya mengatakan ruang penurunan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRRR) masih terbuka di penghujung tahun 2020.

Sebagaimana diketahui, Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada Oktober 2020, memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan sebesar 4 persen.

BI juga menahan suku bunga deposit facility sebesar 3,25 persen, dan suku bunga lending facility sebesar 4,75 persen.

Perry mengatakan pertimbangan utama BI menahan suku bunga sebelumnya adalah untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah karena ketidakpastian baik global maupun domestik, meskipun inflasi tercatat rendah dan pertumbuhan ekonomi perlu didorong.

"Kami melihat ada ruang penurunan suku bunga, dan tentu saja kami akan memantau perkembangan-perkembangan itu," kata Perry dalam Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) pada akhir Oktober 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper