Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas sedikit menguat setelah sempat terhuyung akibat terseret sentimen vaksin buatan Moderna Inc. Analis menilai harga emas masih akan bullish karena hingga tahun depan perekonomian belum akan sepenuhnya pulih.
Dilansir dari Antara, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Exchange, naik 0,08 persen menjadi US$1.887,80 per ons.
Emas berjangka sempat terangkat 0,69 persen menjadi 1.886,20 dolar AS pada Jumat lalu (13/11/2020).
Harga emas turun 1,3 persen setelah Moderna melansir efektivitas vaksin buatannya mencapai 94,5 persen. Pada Senin lalu (9/11/2020) Pfizer juga mengumumkan vaksinnya lebih dari 90 persen efektif menangkal virus corona.
"Vaksin adalah berita yang sangat bagus, tetapi masalahnya akan memakan waktu cukup lama untuk menerapkannya bahkan di negara maju," kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities.
Dia menambahkan, dengan atau tanpa vaksin, perekonomian akan tetap sulit hingga kuartal ketiga tahun depan. Untuk itu, stimulus moneter dalam jumlah besar dibutuhkan selain stimulus fiskal.
Baca Juga
Untuk diketahui, emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang. Harga emas, telah naik lebih dari 24 persen tahun ini, terutama diuntungkan dari langkah-langkah stimulus global untuk meredam efek pandemi.
Para investor sekarang menunggu pidato Wakil Ketua Federal Reserve AS Richard Clarida pada 19.00 GMT.
Sementaar itu, komoditas ogam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 2,7 sen atau 0,11 persen menjadi ditutup pada 24,802 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 31,5 dolar AS atau 3,52 persen menjadi ditutup pada 927,5 dolar AS per ounce.