Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Joe Biden Jadi Presiden AS, Bursa Asia Bergairah

Indeks S&P/ASX 200 Australia terpantau naik 1,75 , persen. Indeks Topix Jepang juga mengalami penguatan setelah ditutup naik 1,41 persen.
Salah satu layar perdagangan di bursa saham China./Bloomberg
Salah satu layar perdagangan di bursa saham China./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Asia menguat pada perdagangan siang ini seiring dengan optimisme pelaku pasar terhadap terpilihnya Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat ke-46.

Berdasarkan data Bloomberg pada Senin (9/11/2020), indeks S&P/ASX 200 Australia terpantau naik 1,75 , persen. Indeks Topix Jepang juga mengalami penguatan setelah ditutup naik 1,41 persen.

Sementara itu di Korea Selatan, indeks Kospi juga terpantau naik 1,27 persen. Indeks Shanghai Composite China dan Hang Seng Hong Kong bergerak naik masing-masing sebesar 1,63 persen dan 1,16 persen.

Saat ini pasar global tengah bergerak menuju level penutupan harian tertingginya sejak April lalu. Kala itu, pada pekan pertama bulan tersebut, bursa global melesat 7 persen.

Dalam pidato kemenangannya, Biden berjanji akan mengambil langkah cepat untuk melawan pandemi virus corona. Ia juga menyuarakan pentingnya proses perpindahan kekuasaan yang teratur.

Di sisi lain, Presiden AS saat ini, Donald Trump, masih enggan mengakui kekalahannya dalam pilpres tahun ini. Hingga pekan kemarin, sejumlah sekutu Trump telah menunjukkan sinyal kekalahan.

Ben Emons, managing director of global macro strategy Medley Global Advisors mengatakan, pasar mengartikan sentimen ini sebagai pemilihan yang tidak dapat diperdebatkan keabsahannya.

“Hal pertama yang haru dilakukan pada hari Senin adalah mengkaji ulang kebijakan-kebijakan politik domestik dan dalam negeri yang akan diterapkan oleh Biden,” jelasnya.

Perhatian investor akan kembali tertuju pada prospek pemulihan ekonomi global. Hal tersebut dibayangi oleh lonjakan kasus positif virus corona yang telah mencapai 50 juta kasus.

AS melaporkan lebih dari 100 ribu kasus untuk keempat kali secara beruntun. Total infeksi virus corona di Negeri Paman Sam telah mencapai 10 juta dan belum menunjukkan tanda-tanda perlambatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper