Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi mengalami profit taking seiring dengan berakhirnya euforia sentimen Pilpres AS 2020.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup menguat 1,43 persen ke level 5.335,53 akhir sesi Jumat (6/11/2020). Sektor saham aneka industri dengan kenaikan 4,55 persen dan sektor saham industri dasar dengan kenaikan 2,31 persen menjadi pendongkrak pergerakan indeks.
Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang menyampaikan setelah euforia Pilpres AS, pelaku pasar kembali fokus ke dalam problem nyata saat ini dimana Indonesia masuk dalam resesi ekonomi, dengan kemiskinan dan penagguran yang meningkat.
Jumlah penganguran meningkat cukup signifikan di bulan Agustus 2020 sebesar +35,18% YoY, utang luar negri meningkat, defisit APBN meningkat dan pasien Covid-19 di akhir November 2020 berpotensi mencapai 500,000 orang.
"Setelah IHSG menguat sepanjang minggu lalu sebesar +4.04%, nampaknya diawal diawal pekan ini, Senin, untuk jangka pendek perlu mengantisipasi aksi profit taking," paparnya, Senin (9/11/2020).
IHSG terimbas menurutnya akan terimbas kejatuhan Indeks DJIA Jumat lalu sebesar -0,24% serta turunnya beberapa harga komoditas seperti minyak -3,35%, nikel -1,49%, dan CPO -1,12%.
Baca Juga
Dilain pihak, naiknya harga komoditas seperti batu bara +0,33%, timah +0,70%, dan emas +0,24% berpotensi mendorong naik saham dibawah komoditas tersebut.
Menurut Edwin, hari ini IHSG akan bergerak di rentang 5,298 - 5,384, dan rupiah di level Rp14,150 - Rp14,280 per dolar AS. Sejumlah saham pilihannya adalah BBRI, SMGR, GGRM, ACES, TLKM, JPFA, BBCA, ASII, BMRI, SMRA.