Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Biden Menang, Pasar Obligasi Bergerak Riang

Saat ini, yield Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun sebesar 6,43 persen dengan spread terhadap Treasury AS tenor 10 tahun sebesar 561,9 bps.
Ilustrasi OBLIGASI. Bisnis/Abdullah Azzam
Ilustrasi OBLIGASI. Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — Pasar obligasi menunjukkan respons positif seiring kemenangan kandidat asal Partai Demokrat, Joe Biden, dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat. Hasil ini diperkirakan dapat berpengaruh terhadap yield obligasi negara Indonesia, yang dinilai bakal turun lebih dalam.
 
Berdasarkan data worldgovernmentbonds.com pada Minggu (8/11/2020), imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun ada di posisi 6,43 persen dengan spread terhadap Treasury AS tenor 10 tahun sebesar 561,9 bps.
 
Posisi ini terendah sejak 12 Februari 2018, ketika yield menyentuh level 6,4 persen. Adapun, selama sepekan terakhir, imbal hasil SBN tenor 10 tahun telah turun 34,8 persen dari posisi 6,78 persen per 1 November 2020.
 
Sementara itu, Credit Default Swap (CDS) 5 tahun berada di level 83,45 yang mencerminkan probabilitas default sebesar 1,39 persen. Sejalan dengan yield, sepekan terakhir level CDS tercatat turun 51,43 persen.
 
Penurunan imbal hasil menunjukkan harga obligasi Indonesia tengah menguat di pasar, sedangkan posisi CDS yang makin rendah menunjukkan ekspektasi risiko investasi yang makin rendah pula pada instrumen surat utang negara Indonesia
 
Ekonom PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Fikri C. Permana mengatakan selama sepekan belakangan, pasar obligasi turut merespons perkembangan Pemilihan Presiden (Pilpres) di Negeri Paman Sam.
 
Dia menuturkan sebenarnya para pelaku pasar sudah mengantisipasi siapapun yang terpilih dalam Pilpres AS. Pasalnya, baik Joe Biden maupun inkumben Donald Trump yang menang, keduanya diperkirakan akan tetap melanjutkan stimulus fiskal.
 
Namun, tambah Fikri, secara historis, pemerintahan ala Trump dinilai memiliki risiko ketidakpastian yang lebih tinggi terhadap pasar negara berkembang. Sementara itu, jika Biden menang, risiko tersebut dinilai lebih rendah.
 
“Terlihat yield SUN kita turun cukup banyak, ini hal positif. Seharusnya ke depan bisa lebih turun lagi,” ujarnya kepada Bisnis.
 
Meskipun demikian, Fikri menilai dalam jangka pendek pergerakan yield SBN cenderung akan stabil karena telah mengalami penurunan cukup signifikan sepekan kemarin. Menurutnya, pergerakan yang lebih kuat baru akan terjadi pada akhir tahun ini atau awal tahun depan menjelang pelantikan Presiden ke-46 AS.
 
“Karena kan Desember itu baru dipilih menteri-menteri, nanti baru lebih terlihat akan seperti apa arah kebijakan pemerintahan Biden dari pilihan menterinya, baru di sana kita bisa lebih price in,” jelas Fikri.
 
Sebelumnya, di memproyeksi imbal hasil akan berada di rentang 6,2-6,5 persen pada akhir tahun. Namun, melihat pergerakan yield yang signifikan belakangan ini, angkanya diperkirakan dapat menyentuh target optimistis di level 6,2 persen.

Secara umum, pasar obligasi dinilai masih sangat prospektif hingga akhir tahun ini dan untuk tahun depan. Fikri juga menyebut investor asing mulai akan kembali masuk pada tahun depan, meski tak agresif karena masih mengamati pemulihan ekonomi di dalam negeri.
 
Dia menyebut pemulihan ekonomi Indonesia masih akan panjang dan cenderung bergerak perlahan, terlihat dari kontraksi Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia kuartal III/2020, yang sebesar 3,49 persen. Realisasi tersebut membuat Indonesia berada dalam kondisi resesi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper