Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penghitungan Suara Trump dekati Biden, Kok Dolar AS Melemah?

Mengempisnya kekuatan dolar AS bisa jadi disebabkan janji Trump yang akan menyelesaikan persoalan stimulus ekonomi AS setelah Pilpres.
Karyawati menghitung uang Rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Minggu (7/6/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati menghitung uang Rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Minggu (7/6/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Penguatan indeks dolar AS berkurang seiring dengan menguatnya suara elektorat petahana Presiden AS Donald Trump, meskipun Joe Biden masih unggul.

Calon petahana Donald Trump kini mengejar perolehan suara elektorat Joe Biden dengan 212 suara hingga pukul 13.15 WIB, berdasarkan pantauan terakhir Bloomberg. Sementara itu, Biden memperoleh 223 suaral elektorat.

Trump mendapat tambahan suara elektorat dari Texas dengan 38 suara dan Florida dengan 29 suara.

Monex Investindo Futures dalam laporannya menyampaikan pelaku pasar masih terus mengawasi hasil dari Pemilihan Presiden AS ini, yang hasil akhirnya mungkin belum dapat dipastikan pada hari ini.

"Mengingat beberapa metode pemungutan suara yang digunakan di AS di tengah masih tingginya penyebaran wabah corona di negara tersebut," papar Monex.

Sementara itu, pada pukul 13.45 WIB, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback atau mata uang dolar AS terhadap enam mata uang utama lainnya naik 0,39 persen ke level 93,918. Namun, penguatan itu sesungguhnya berkurang dari level 94,302, meskipun masih di atas level support harian 93,389.

Mengempisnya kekuatan dolar AS bisa jadi disebabkan janji Trump yang akan menyelesaikan persoalan stimulus ekonomi AS setelah Pilpres. Trump mengatakan dia akan setuju untuk menambah paket stimulus lebih tinggi dari US$1,8 triliun untuk pemulihan ekonomi yang tertekan akibat Covid-19.

Namun, hal itu dapat melemahkan dolar AS seiring dengan bertambahnya suplai. Pelemahan dolar AS nantinya dapat mendongrak emas, dan sejumlah mata uang utama global seperti euro, dolar Kanada, dan pund sterling.

Ekonomi AS di bawah Trump sesungguhnya dinilai cukup baik. Setelah produk domestik bruto (PDB) pada kuartal II/2020 sebesar -31,4 persen menjadi yang terendah dalam tujuh dekade terakhir, PDB pada kuartal III/2020 melonjak tinggi hingga 33,1 persen.

Sebagai informasi, data PDB AS dikeluarkan dalam tiga tahap setiap bulan, yakni advance (terdepan), preliminary (selanjutnya), dan final (akhir). Data PDB advance, seperti yang dirilis akhir Oktober 2020, cenderung memiliki dampak yang paling besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper