Bisnis.com, JAKARTA – Emiten perkebunan, PT Dharma Satya Nusantara Tbk., membukukan pertumbuhan kinerja keuangan pada kuartal III/2020 seiring dengan kenaikan harga rata-rata penjualan minyak sawit atau crude palm oil (CPO).
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, emiten berkode saham DSNG itu mengantongi kenaikan penjualan 10 persen secara year on year (yoy) menjadi sebesar Rp4,38 triliun pada kuartal III/2020 dibandingkan dengan pencapaian kuartal III/2019 sebesar Rp3,96 triliun.
Lebih rinci, kelapa sawit masih menjadi kontributor terbesar total penjualan perseroan sebesar 84 persen atau setara Rp3,67 triliun. Pencapaian itu naik 14 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Direktur Utama Dharma Satya Nusantara Andrianto Oetomo mengatakan bahwa harga rata-rata CPO perseroan hingga sembilan bulan pertama tahun ini mencapai Rp7,7 juta per ton, naik 22 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp6,3 juta per ton.
“Karena rata-rata harga jual CPO yang relatif tinggi pada tahun 2020, terutama pada kuartal pertama dan ketiga tahun 2020, pencapaian pendapatan penjualan mengalami peningkatan hingga 10 persen, meskipun secara volume penjualan CPO kami turun sekitar 7 persen menjadi 433 ribu ton dibandingkan tahun lalu,” kata Andrianto seperti dikutip dari keterangan resminya, Selasa (27/10/2020).
Sementara itu, pada segmen produk kayu, nilai penjualan pada sembilan bulan pertama tahun ini turun sekitar 3 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu
Hal itu dikarenakan penurunan volume penjualan maupun harga jual, baik untuk produk panel maupun engineered flooring seiring dengan dampak pandemi COVID-19 di negara tujuan ekspor seperti Jepang dan Amerika Serikat.
Lebih rinci, penjualan panel turun 10 persen menjadi 64 ribu m3 dibandingkan dengan kuartal III/2019. Adapun, rata-rata harga penjualan turun 2 persen secara year on year dan turun 26 persen daripada kuartal II/2020 karena turunnya permintaan dari Jepang.
Terlepas dari hal itu, perseroan berhasil membukukan laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp163,77 miliar pada kuartal III/2020, naik 159,5 persen daripada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp63 miliar.
Andrianto menjelaskan bahwa tahun ini perseroan akan semakin berfokus pada pengembangan perkebunan yang berkelanjutan dengan memanfaatkan semua limbah pabrik kelapa sawit menjadi energi terbarukan, baik limbah cair maupun limbah padat.
Adapun, pemanfaatan limbah cair menjadi energi terbarukan sudah dirintis melalui fasilitas Bio-CNG yang commissioningnya dilakukan pada September 2020 lalu.
Sementara itu, untuk pemanfaatan limbah padat, perseroan juga bekerja sama dengan eREX Singapore Pte Ltd, yang merupakan anak perusahaan eREX Co LTd Jepang, untuk memasok cangkang kelapa sawit (Palm Kernel Shell) yang akan digunakan perusahaan Jepang tersebut untuk bahan baku Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa.
Kerja sama tersebut memiliki arti strategis bagi perseroan dalam penerapan praktik keberlanjutan melalui pemberdayagunaan limbah padat pabrik kelapa sawit agar dapat memberikan manfaat ekonomis maupun manfaat terhadap lingkungan.