Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham BRIS Anjlok Lagi, Begini Petuah Ustad Yusuf Mansur

Salah satu pemegang saham BRI Syariah (BRIS) Ustad Yusuf Mansur menilai dilusi kepemilikan saham merupakan keniscayaan dalam merger bank syariah. Dia menyebut, investasi di BRI Syariah bukan sekadar uang, tapi perjuangan membesarkan industri syariah dan ekonomi umat.
Karyawan menanta uang rupiah di kantor cabang Bank BRI syariah, Senin (3/7/2017). Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan menanta uang rupiah di kantor cabang Bank BRI syariah, Senin (3/7/2017). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Harga saham PT Bank BRI Syariah Tbk. anjlok dalam dua sesi terakhir, dipicu respons negatif pelaku pasar terhadap rencana merger dengan Bank Syariah Mandiri (BSM) dan BNI Syariah. Salah satu pemegang saham BRIS, Ustad Yusuf Mansur angkat bicara terkait kinerja saham BRIS.

Pada perdagangan hari ini, Kamis (22/10/2020), saham BRIS langsung anjlok 6,81 persen pada awal sesi. Hingga  akhir sesi, saham BRI terpantau di level 1.300, turun 95 poin. Kemarin, saham BRIS juga anjlok 7 persen atau menyentuh level auto reject bawah (ARB).

Aksi jual terjadi setelah BRI Syariah mengumumkan rencana merger dengan BSM dan BNI Syariah, kemarin. Dalam ringkasan rencana merger, Saham BSM dan BNI Syariah akan dikonversi menjadi modal BRIS. Imbasnya, kepemilikan saham investor eksisting terdiluasi.

Misal, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) selaku induk BRIS, kepemilikan sahamnya tergerus dari 73 persen menjadi 17,4 persen. Investor publik juga harap-harap cemas karena porsi saham turun dari 18,47 persen ke 4,4 persen.

Seorang investor BRIS bercerita, skema merger tidak menguntungkan investor ritel sama sekali. Dia menilai prospek BRI Syariah yang ciamik setelah merger tidak tercermin dari harga penawaran untuk investor yang menolak merger.

“Ini ibarat kena prank. Banyak angka bagus soal setelah merger tapi masa cash offer hanya 1x PBV [price to book value], gak ada gula-gula sama sekali buat investor ritel,” ujar seorang investor BRIS yang enggan disebut namanya.

Investor memang bisa meminta BRIS untuk membeli saham investor yang menolak merger hingga rapat umum pemegang saham luar biasa digelar pada 19 November 2020. Hal itu diatur dalam  Pasal 15 POJK No. 41/2019 dan Pasal 126 juncto Pasal 62 UUPT

Terkait hal itu, BRIS dan BRI telah sepakat untuk menyerap saham milik investor BRIS yang menolak merger. Harga saham yang akan diserap sebesar Rp781,29 per saham.

Ustad Yusuf Mansur menilai investor publik tidak punya pilihan terkait dilusi kepemilikan saham. Dia menekankan, dilusi adalah sebuah keniscayaan.

"Ke depan dilusi itu keniscayaan. Makanya jaga niat banget atau ya mangga ditarik, dilepas," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (22/10/2020).

Dia memberikan gambaran, bank adalah bisnis yang sarat modal. Untuk menunjang ekspansi di masa mendatang, bank perlu menambah modal. Sementara itu, investor, terlebih investor ritel tidak selalu memiliki kemampuan untuk menambah modal. 

Yusuf Mansyur menuturkan, dirinya akan tetap memegang saham BRIS dan tidak masalah dengan porsi saham yang terdilusi. Dia menekankan, investasi di BRI Syariah merupakan bagian dari perjuangan membesarkan industri syariah dan ekonomi umat.

"Ini bukan bicara cash in, cash out...[kita ingin] dapat bagi hasil dari Allah di dan dari setiap kegiatan perbankan syariah. Nanti keberkahan dunia [akan] ngikut," tuturnya.

Untuk diketahui, Yusuf Mansur memang berinvestasi sejak awal BRIS menawarkan saham ke publik. Berdasarkan catatan Bisnis, Yusuf Mansur membeli saham BRIS lewat Kopindo Berjamaah dan  PT Paytren Aset Manajemen.

Berdasarkan surat konfirmasi penjatahan pasti pada 24 April 2018, Kopindo Berjamaah membeli saham BRIS sebanyak 5,09 juta lembar saham dengan harga IPO sebesar Rp510 per saham.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rivki Maulana
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper