Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan batu bara, PT Baramulti Suksessarana Tbk., akan tetap mempertahankan strategi defensifnya untuk menjaga pertumbuhan kinerjanya hingga akhir tahun.
Direktur Utama Baramulti Suksessarana Widada mengatakan bahwa perseroan akan tetap menjaga efisiensi yang sudah dilakukan sejak awal tahun ini di tengah banyaknya tantangan bisnis akibat pandemi Covid-19.
“Kami tetap jaga efisiensi, sehingga diharapkan [kinerja] bisa tetap stabil sampai akhir tahun,” ujar Widada kepada Bisnis, Rabu (21/10/2020).
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, emiten berkode saham BSSR itu berhasil membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 56,95 persen menjadi sebesar US$17,61 juta pada semester I/2020.
Kinerja BSSR berhasil ditopang oleh beban pokok penjualan yang turun hingga 19,90 persen menjadi US$125,66 juta pada semester I/2020 dari periode yang sama sebelumnya sebesar US$156,88 juta.
Padahal, pendapatan BSSR mencatatkan penurunan hingga 13,45 persen dari US$205,59 juta pada semester I/2019 menjadi sebesar US$177,92 juta pada semester I/2020.
Baca Juga
Adapun, perseroan juga memproyeksikan produksi batu bara hingga akhir tahun ini tidak akan jauh berbeda dengan pencapaian 2019 yaitu di kisaran 11 juta hingga 12 juta ton.
Widada, yang baru saja diangkat menjadi Direktur Utama Baramulti Suksessarana pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Rabu (21/10/2020), juga mengatakan bahwa perseroan akan tetap mencari pasar potensial baru di area Asia Tenggara dan juga menggenjot porsi domestik.
Sebagai gambaran konsumen perseroan, berdasarkan laporan keuangan semester I/2020, sebagian besar batu bara BSSR dijual ke Indonesia sebesar US$59,81 juta, lalu ke China sebesar US$46,66 juta, India sebesar US$38,98 juta, dan Filipina sebesar US$ 21,82 juta.