Bisnis.com, JAKARTA – Mengawali bisnisnya sebagai perusahaan keluarga, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk kini menjadi salah satu perusahaan jamu terbesar di Indonesia.
Direktur Utama Sido Muncul David Hidayat mengatakan salah satu pendorong tumbuhnya perusahaan adalah dengan penawaran saham ke publik melalui skema initial public offering (IPO).
“Setelah menjadi perusahaan publik, kami mencoba menjadi lebih baik terlihat dari pertumbuhan kinerja keuangan yang solid serta konsisten,” ujarnya dalam sesi virtual acara Capital Market Summit and Expo 2020 pada Senin (19/10/2020).
Ia menjelaskan bahwa dana hasil IPO pada tahun 2013 lalu digunakan untuk ekspansi usaha dalam kurun waktu 3 tahun terakhir. Rata-rata pertumbuhan penjualan pun naik menjadi 9 persen. Laba bersih bahkan naik signifikan 23 persen per tahun.
Seiring dengan peningkatan kinerja, harga saham dengan kode SIDO ini mengalami kenaikan. Dalam tiga tahun terakhir saham SIDO menguat lebih dari 200 persen, dengan rekor tertinggi pada tahun ini.
Hingga akhir perdagangan Senin (19/10/2020), harga saham SIDO ditutup menguat 2,61 persen ke level Rp785 per saham.
Saham SIDO juga sempat melaksanakan pemecahan saham atau stock split dengan rasio 1:2 pada 14 September 2020 lalu. Dengan aksi ini, jumlah saham beredar SIDO sebanyak 15 miliar saham bertambah menjadi 30 miliar saham.
Adapun, perseroan berusaha memaksimalkan keuntungan pemegang saham tidak hanya dari capital gain tetapi juga dividen yang didistribusikan per tahunnya.
David mengatakan bahwa status perusahan terbuka menguntungkan bagi perseroan, karena mendorong manajemen mengelola perusahaan secara profesional. Hal itu secara langsung akan berdampak terhadap peningkatan kinerja keuangan.
“Apalagi kalau orang memikirkan suatu perusahaan yang dalam bentuk keluarga, yang akan timbul masalah beda generasi kedua, ketiga dan seterusnya, pasti akan sangat baik IPO,” jelasnya ujarnya dalam sesi virtual acara Capital Market Summit and Expo 2020 pada Senin (19/10/2020).
Selain itu, pun menyebutkan bahwa penggalangan dana melalui skema IPO jauh lebih murah dibandingkan dengan fasilitas pinjaman ke bank.
David mengungkapkan, menjadi perusahaan publik bukan semata soal permodalan, melainkan jadi awal transformasi perusahaan keluarga menjadi perusahaan profesional.
Dengan transformasi ini, bisnis perusahaan akan menjadi lebih berkelanjutan dan lebih banyak pihak yang mendukung serta memantau perkembangan perusahaan, baik dari regulator, investor, dan analis.