Bisnis.com, JAKARTA - Saham emiten konstruksi milik negara kompak menghijau satu jam jelang penutupan perdagangan hari ini, Selasa (13/10/2020). Pengesahan omnibus law UU Cipta Kerja disebut sebagai salah satu sentimen positif yang menopang pergerakan saham BUMN karya.
Berdasarkan data Bloomberg, penguatan saham BUMN karya dipimpin oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk. yang menguat 7,69 persen ke posisi 700 hingga pukul 14.00 WIB.
Saham berkode WSKT dibuka di level 655 atau 5 poin lebih tinggi dari penutupan kemarin. Hingga pukul 14.00 saham WSKT bergerak di rentang 635 hingga 710 dengan transaksi mencapai 148,58 juta lembar.
Sementara itu nilai transaksi perdagangan saham WSKT mencapai Rp100,84 miliar. Investor asing mencatat nilai beli bersih atau net buy Rp73 miliar.
Menyusul WSKT, saham PT Adhi Karya (Persero) Tbk. juga naik 4,42 persen ke level 590. Saham ADHI diperdagangkan sebanyak 21,99 juta lembar dengan nilai transaksi Rp12,79 miliar.
Kemudian saham PT PP (Persero) Tbk. juga unjuk gigi dengan penguatan 3,87 persen ke level 940. Saham PTPP dibuka di level 910 dan bergerak di rentang 890 hingga 950. Total perdagangan mencapai 48 juta lembar dengan nilai transaksi Rp44,38 miliar.
Baca Juga
Tidak ketinggalan, saham PT Wijaya Karya (Persero) Tbk juga ikut menguat setelah dan terpantau naik 2,88 persen ke level 1.250. Saham WIKA diperdagangkan sebanyak 17,89 juta lembar dengan nilai transaksi Rp22 miliar.
JP Morgan dalam laporan riset terbarunya menyebut sektor infrastruktur akan menerima berkah dari pengesahan omnibus law UU Cipta Kerja. Beleid ini mengatur penyederhanaan dalam proses pembebasan lahan sehingga menjadi sentimen positif bagi emiten konstruksi.
Lewat omnibus law UU Cipta Kerja, kompensasi dalam pengadaan lahan ditentukan oleh pihak appraisal dan bersifat final sehingga keberatan langsung diajukan melalui pengadilan. Lewat undang-undang ini, juga proses administrasi dipangkas menjadi maksimal 88 hari.
"Ini secara signifikan mengurangi risiko keterlambatan proyek yang diakibatkan oleh pembebasan lahan," tulis JP Morgan dalam riset yang dikutip Bisnis, Selasa (13/10/2020).