Bisnis.com, JAKARTA – Rupiah hanya mampu naik tipis pada pembukaan perdagangan hari ini dikarenakan dolar AS yang juga ikut menguat. Kenaikan nilai tukar rupiah menandai penguatannya selama enam hari berturut-turut sejak perdagangan awal pekan lalu.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka menguat 0,1 persen atau 15 poin ke level Rp14.685 per dolar AS pada Senin (12/10/2020) pukul 09.06 WIB. Pada saat bersamaan, indeks dolar AS terpantau menguat tipis yakni 0,04 persen menjadi 93,096.
Pada penutupan perdagangan Jumat (9/10/2020), rupiah parkir di level Rp14.700 per dolar AS, terapresiasi 0,07 persen, namun indeks dolar melemah 0,59 persen ke level US$93,057 terhadap sekeranjang mata uang asing.
Tim riset Monex Investindo Futures mengatakan kinerja dolar AS yang melemah pada perdagangan akhir pekan ini disebabkan kondisi pasar yang berada dalam mood risk on setelah dorongan baru terhadap Gedung Putih untuk memajukan pembicaraan stimulus fiskal.
Lebih lanjut, Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan sentimen eksternal dan internal sama-sama menjadi penggerak rupiah pada pekan ini.
“Dari internal sendiri, UU cipta kerja sebelumnya diantisipasi positif oleh pelaku pasar tapi kericuhan demo penolakan memberikan sentimen negatif ke rupiah sehingga penguatan rupiah menjadi tertahan,” ungkap Ariston kepada Bisnis, Jumat (9/10/2020).
Baca Juga
Dari sisi eksternal, sentimen positif dari pembicaraan stimulus Amerika Serikat yangmana hal tersebut bisa membantu pemulihan ekonomi AS tertunda.
Hal ini mengakibatkan pasar keluar dari aset aman dolar AS dan masuk ke aset berisiko termasuk rupiah.
“Potensi penguatan [nilai tukar rupiah] tetap ada dengan faktor eksternal dari AS tersebut. Potensi penguatan ke arah Rp14.600 per dolar AS, resisten di level Rp14.850 per dolar AS,” tutupnya.