Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jakarta PSBB Total, Ini Kata Analis Soal Performa Saham Emiten Ritel

Analis Ellen May menilai PSBB akan semakin membuat saham emiten-emiten ritel kurang menarik untuk investasi.
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/9/2020). Pada perdagangan Rabu (10/9) IHSG sempat mengalami trading halt dan ditutup anjlok 5,01% atau 257,91 poin menjadi 4.891,46. Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/9/2020). Pada perdagangan Rabu (10/9) IHSG sempat mengalami trading halt dan ditutup anjlok 5,01% atau 257,91 poin menjadi 4.891,46. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Rencana Pemprov DKI Jakarta kembali menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) penuh mulai pekan depan membuat emiten ritel kian terpukul. Investor pun disarankan untuk meminimalisir investasi terhadap saham-saham ritel.

"Pengumuman PSBB membuat IHSG pada perdagangan kemarin mengalami penurunan yang dalam, bahkan sempat trading halt. Ini juga membuat saham-saham ritel seperti RALS, LPPF, MAPI, ACES, dan ERAA mengalami penurunan harga yang dalam hingga terjadi ARB," tutur analis sekaligus pendiri Ellen May Foundation, Ellen May dalam keterangan yang diterima Bisnis Jumat (11/9/2020).

Ellen mengatakan bahwa tanpa pengumuman PSBB kedua pun, sebenarnya emiten ritel kurang mencatatkan performa menjanjikan sejak awal tahun. Saham-saham seperti RALS, LPPF, dan MAPI misalnya, terus tampak mengalami masa sideways yang panjang. Dua emiten lain, ACES dan ERAA bahkan sudah keluar dari masa uptrend masing-masing.

"Selain itu yang perlu diperhatikan adalah daya beli masyarakat Indonesia saat pandemi. Pada bulan Juli saat PSBB sudah dilonggarkan saja, penjualan ritel [secara umum] masih terkontraksi 12,3 persen," sambung Ellen.

Dari sederet emiten, Ellen May Foundation memperkirakan saham RALS, MAPI dan LPPF adalah yang paling rawan terdampak kebijakan PSBB. Hal ini karena kedua perusahaan tersebut beroperasi di dalam mal, sehingga lebih rawan untuk menutup gerai.

ACES, di sisi lain lebih beruntung karena masih memiliki gerai-gerai di luar mal. Selain itu, diversifikasi produk berupa hand sanitizer dan alat pelindung diri (APD) membuat mereka punya kelebihan dibanding kompetitor. Meski demikian, penurunan pendapatan dan laba pada semester I membuat emiten ini juga tidak bisa dibilang menarik secara fundamental.

Emiten ritel yang dinilai Ellen akan terkena dampak paling minim adalah ERAA. Pasalnya, produk jualan mereka yang notabene tidak jauh dari kebutuhan pokok masih akan dibutuhkan masyarakat.

"ERAA dibandingkan saham yang lain terbukti mengalami penjualan dan laba yang lebih sedikit," sambungnya.

Pada semester-I 2020, ERAA mengalami penurunan pendapatan dan laba masing-masing -6,26 persen dan -0,14 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper