Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas menguat untuk hari ketiga secara beruntun pada akhir perdagangan Kamis (10/9/2020) seiring dengan pelemahan dolar Amerika Serikat (AS). Dolar AS melemah setelah prospek pemulihan ekonomi terhalang klaim pengangguran yang tinggi.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember 2020 di New York Mercantile Exchange, naik 9,4 dolar AS atau 0,48 persen menjadi ditutup pada 1.964,30 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Rabu (9/9/2020). emas berjangka naik 11,7 dolar AS atau 0,6 persen menjadi 1.954,9 dolar AS.
Di sisi lain, langka European Central Bank (ECB) mempertahankan kebijakan moneter longgar juga turut mendongkrak harga emas. Hal itu membuat mata uang euro naik dan menekan dolar AS sebesar 0,1 persen.
“ECB [Bank Sentral Eropa] benar-benar tidak mengubah kebijakannya, jadi kami melihat dolar AS jatuh di sini. Itu positif untuk emas," kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities seperti dilansir dari Antara, Jumat (11/9/2020).
Klaim pengangguran mingguan di AS juga naik sehingga membuat prospek pemulihan pasar tenaga kerja melambat.
Melek mengatakan pemulihan tidak terjadi secepat yang diharapkan. Dia menambahkan kekhawatiran gelombang kedua penyebaran virus akan memicu kebijakan moneter lebih longgar.
Baca Juga
Sementara itu, Senat AS memblokir RUU Partai Republik yang akan memberikan sekitar 300 miliar dolar AS bantuan baru virus corona, karena Demokrat mendorong lebih banyak dana.
“Kami akan mendapatkan stimulus ekonomi yang berkelanjutan (dari Fed dan pemerintah AS), setidaknya selama enam bulan hingga satu tahun, dan itu akan membuat emas tetap didukung,” kata Jeffrey Sica, pendiri Circle Squared Alternative Investments.