Bisnis.com, JAKARTA — PT Planet Properindo Jaya Tbk. akan resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 15 September 2020 lewat penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO).
Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek yaitu PT Indo Capital Sekuritas, perseroan akan melepas 267,85 juta saham kepada publik atau sekitar 30 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Dengan harga pelaksanaan IPO senilai Rp112, perusahaan yang memiliki hotel berbintang tiga Vue Palace Hotel di Bandung ini akan meraup dana Rp29,99 miliar. Perseroan akan menyandang kode saham mendapatkan kode saham PLAN dan dikategorikan sebagai efek syariah oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Direktur Utama Planet Properindo Jaya Antonyo Hartono Tanujaya optimistis dalam pelaksanaan IPO ini walau kondisi perekonomian masih dibayang-banyangi dampak pandemi. Bisnis perseroan pun disebutnya sudah mulai bergairah lagi sejak pemerintah Kota Bandung melonggarkan pembatasan sosial.
“Semenjak pemerintah Kota Bandung memperbolehkan hotel untuk dibuka kembali dengan beberapa ketentuan, sekitar 90 persen tingkat okupansi Hotel Vue Palace terpenuhi. Terus terang, hal ini di atas ekspektasi kami,” kata Antonyo melalui keterangan resmi, Rabu (2/9/2020).
Sebagai pemanis, PLAN juga menerbitkan 212.05 juta waran seri I dalam IPO ini atau sebanyak 33,93 persen dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh.
Baca Juga
Waran tersebut memberikan hak kepada pemegangnya untuk melakukan pembelian saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp80 per saham dan harga pelaksanaan Rp130 per saham. Adapun seluruh dana hasil pelaksanaan waran seri I akan digunakan untuk modal kerja.
Berdasarkan prospektus IPO, perseroan akan menggunakan 20 persen dana IPO untuk modal kerja rencana pengembangan bisnis baru. Rencananya, PLAN akan mengembangkan bisnis di bidang konsultasi dan manajemen pengelolaan hotel dengan merek Spotel.
Sisanya sebanyak 80 persen dari dana IPO akan digunakan untuk membangun hotel ekonomis kreatif di daerah Kelapa Gading, Jakarta Utara. Hotel ini didesain memiliki 102 kamar di atas lahan seluas 3.105 meter persegi.
Menurut Antonyo, perseroan meyakini daerah Kelapa Gading merupakan pusat distrik bisnis di Jakarta Utara yang mana pasar perhotelan masih cukup menarik. ,"Demand akan kebutuhan kamar masih lebih besar dibandingkan supply jumlah kamar yang tersedia sekarang, baik untuk golongan menengah maupun untuk golongan atas,” jelas Antonyo.