Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

United Tractors (UNTR) Pacu Kontribusi Bisnis Batu Bara Non Thermal

Dalam beberapa tahun terakhir perseroan telah berupaya untuk mengimbangi kontribusi dari lini bisnis batu bara thermal yang terus mengalami banyak tekanan baik dari sisi penggunaan, cadangan, hingga terkait kebijakan ramah lingkungan.
Kegiatan operasional PT Pamapersada Nusantara, anak usaha PT United Tractors Tbk. yang bergerak di bidang kontraktor pertambangan./unitedtractors.
Kegiatan operasional PT Pamapersada Nusantara, anak usaha PT United Tractors Tbk. yang bergerak di bidang kontraktor pertambangan./unitedtractors.

Bisnis.com, JAKARTA – PT United Tractors Tbk., terus fokus untuk mendiversifikasikan portofolio bisnisnya sehingga dapat mengurangi ketergantungan terhadap bisnis batu bara berkalori rendah atau thermal yang terus mengalami banyak tekanan.

Presiden Direktur United Tractors Frans Kesuma mengatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir perseroan telah berupaya untuk mengimbangi kontribusi dari lini bisnis batu bara thermal yang terus mengalami banyak tekanan baik dari sisi penggunaan, cadangan, hingga terkait kebijakan ramah lingkungan.

“Kami masih kaji komoditas yang bisa menjadi fokus lain, tetapi fokus kami pada saat ini masih tertuju pada 3 bisnis yaitu, emas, energi, dan batu bara berkalori tinggi atau coking coal. Jadi ke depan kami harap kontribusi dari bisnis non thermal coal akan meningkat,” ujar Frans saat Pubex Live 2020, Selasa (25/8/2020).

Dia pun menjelaskan bahwa pada 2019 perseroan berhasil membatasi penurunan kinerja dibantu oleh kontribusi tiga fokus utama itu, terutama emas.

Emiten berkode saham UNTR itu akan terus mencari peluang untuk melakukan eksplorasi dan akuisisi tambang baru untuk menambahkan portfolio perseroan di bisnis tersebut.

Saat ini, bisnis emas perseroan baru ditumpu oleh Blok Martabe, melalui anak usahanya PT Agincourt Resources, yang sudah menunjukkan penurunan kadar emas seiring dengan elevasi tambang semakin ke bawah.

Namun, seiring dengan pandemi Covid-19 yang berlangsung perseroan saat ini terpaksa menunda beberapa rencana eksplorasi dan akan fokus untuk melakukan produksi di Blok Martabe.

Selain itu, perseroan juga mengekspektasikan masuknya pendapatan baru pada tahun depan dari bisnis energi seiring dengan segera rampungnya proyek PLTU Jawa 4 di Tanjung Jati untuk unit 5 dan 6 yang akan memiliki kapasitas 2.000 megawatt.

Per Juni 2020, progress pembangunan telah mencapai 94 persen dan rencana dijadwalkan mulai beroperasi secara komersial pada akhir 2021.

Sementara itu, untuk lini bisnis coking coal perseroan melihat potensi komoditas akan semakin berperan ke depannya dibandingkan dengan batu bara thermal.

Komitmen untuk fokus ke bisnis tersebut pun tercermin dari kinerja operasional UNTR per Juni 2020 yang menunjukkan penjualan batu bara berkalori tinggi sebesar 869 ribu ton pada semester I/2020, lebih tinggi dibandingkan dengan penjualan semester I/2019 hanya sebesar 674 ribu ton.

Di sisi lain, Analis Valbury Sekuritas Indonesia Budi Rustanto melihat upaya diversifikasi usaha, terutama melalui emas, yang dilakukan UNTR sudah mulai memperlihatkan dampaknya. Dengan demikian, Budi mempertahankan rekomendasi BUY terhadap saham UNTR.

Kenaikan harga emas bersamaan dengan peningkatan efisiensi akan memperluas margin segmen usaha emas UNTR dan mendorong pertumbuhan baru bagi perseroan.

“Kami mempertahankan rekomendasi BELI kami dengan target harga berbasis DCF yang lebih tinggi di Rp25.000 per saham,” tulis Budi dalam publikasi risetnya, dikutip Selasa (25/8/2020).

Adapun, UNTR membukukan pendapatan sebesar Rp33,2 triliun pada semester I/2020. Realisasi itu turun 23 persen dibandingkan dengan capaian periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp43,3 triliun.

Sejalan dengan itu, laba bersih emiten Grup Astra itu pun turun 28 persen menajdi sebesar Rp4,1 triliun pada enam bulan pertama tahun ini dari realisasi semester I/2019 sebesar Rp5,7 triliun.

Senior Analis Sucor Sekuritas Edward Lowis mengatakan bahwa bisnis emas akan memimpin pemulihan kinerja UNTR yang baru akan terjadi pada tahun depan.

Kemudian, pemulihan itu juga akan didukung dari kontribusi pendapatan PLTU JAwa 4 yang mungkin menyumbang 5-7 persen untuk bottom line UNTR pada 2022.

“Namun, kami menurunkan rekomendasi kami terhadap UNTR menjadi hold dengan TP lebih rendah sebesar Rp23.000,” ujar Edward seperti dikutip dari publikasi risetnya, Selasa (25/2020).

Saham UNTR parkir di level Rp23.550 pada perdagangan Selasa (25/8/2020). Berdasarkan konsesus Bloomberg, dari 33 analis sebanyak 22 merekomendasikan beli, 8 saham holds, sedangkan 2 saham lainnya memasang posisi jual.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper