Bisnis.com, JAKARTA — PT Semen Baturaja Tbk. (SMBR) optimistis kinerja perseroan akan lebih baik di paruh kedua tahun ini, salah satunya dengan menggenjot produksi dan penjualan produk nonsemen.
Direktur Utama Semen Baturaja Jobi Triananda Hasjim mengatakan sepanjang paruh pertama tahun ini terjadi penurunan permintaan semen yang berakibat menurunnya volume penjualan perseroan.
Secara year-on-year, produksi semen SMBR tercatat turun 17 persen, menyesuaikan dengan penurunan permintaan yang kemudian berhubungan dengan penurunan volume penjualan sebesar 16 persen.
“Sehingga pendapatan kami turun 19 persen dan untuk laba usaha kami anjlok, rugi sekitar Rp34 miliar karena beban meningkat,” tuturnya dalam sesi paparan publik yang disiarkan secara daring, Senin (24/8/2020)
Meskipun demikian, Jobi optimistis kinerja perseroan bakal lebih baik di paruh kedua tahun ini. Dia mengaku perseroan tengah melakukan sejumlah inisiatif untuk mendongkrak kinerja di semester II/2020, salah satunya dengan fokus pada produk nonsemen.
“Kami melakukan pembuatan produk-produk nonsemen, supaya semen kami bisa mendapatkan added value dalam produk turunan seperti mortar dan clay,” kata Jobi.
Baca Juga
Dia menyebut SMBR telah menyiapkan dua unit produksi dengan kapasitas 1,5 dan 6 ton per hari (tpd) yang berlokasi di Pabrik Panjang, Lampung untuk mensuplai mortar. Adapun total investasi untuk produksi mortar sekitar Rp3 miliar.
Selain itu, perseroan juga telah mengembangkan fasilitas produksi White Clay agar dapat memenuhi target 50.000 ton sesuai dengan kontrak penjualan White Clay yang ditandatangani oleh SMBR dengan Pusri yang merupakan anak usaha Pupuk Indonesia.
“Untuk investasi White Clay sekitar Rp800 juta. Kenapa lebih murah? Karena kita menggunakan fasilitas eksisting, memodifikasi yang ada,” imbuhnya.
Dia optimistis target penjualan untuk produk nonsemen akan tercapai seiring dengan kesiapan fasilitas produksi tersebut. Sebagai gambaran, sepanjang semester I/2020 realisasi penjualan White Clay mencapai 15.828 ton atau lebih tinggi 7 persen dari target semula.
SMBR melalui anak usaha Baturaja Multi Usaha (BMU) juga telah merambah bisnis bata ringan sambil mempersiapkan produk turunan lainnya seperti Fibre Cement Board (FCB) dan beton porous yang saat ini masih dalam tahap pengujian.
Sementara itu, dari sisi penjualan produk utama yaitu semen juga diharapkan akan kembali tumbuh di semester II/2020 seiring dengan kembali berjalannya sejumlah proyek infrastruktur.
Direktur Keuangan SMBR M. Jamil mengatakan pasca-Lebaran telah terjadi peningkatan permintaan untuk produk semen setelah pada Maret dan April anjlok cukup dalam. Dia mengharapkan rencana proyek properti dan infrastrukutr akan meningkat jelang akhir tahun.
“Kalau dari konfirmasi dan koordinasi kami dengan Pemda dan kontraktor katanya sekarang proyek-proyek sedang tender, jadi semoga saja ini sinyal baik,” ungkapnya.