Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terdampak Pandemi, Blue Bird (BIRD) Restrukturisasi Pinjaman

Manajemen Blue Bird Tbk (BIRD) mengakui pandemi Covid-19 telah memberikan dampak secara operasional dan mengganggu pemenuhan kewajiban pokok utang sebesar Rp484,59 miliar
Pengemudi mengoperasikan taksi listrik Bluebird di sela-sela peluncurannya di Jakarta, Senin (22/4/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Pengemudi mengoperasikan taksi listrik Bluebird di sela-sela peluncurannya di Jakarta, Senin (22/4/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten transportasi PT Blue Bird Tbk. mengadakan kesepakatan relaksasi pembayaran pokok pinjaman kepada kreditur guna  mempertahankan kelangsungan usaha di masa pandemi. 

Berdasarkan keterbukaan informasi, emiten bersandi saham BIRD ini masih mempertahankan tiga strategi untuk menangkal dampak pandemi terhadap kinerja perseroan tahun ini.

  • Pertama, mengadakan kesepakatan dengan para debitur untuk memperoleh relaksasi dalam pembayaran pokok utang.
  • Kedua, menciptakan peluang bisnis baru selain bisnis yang sudah ada.
  • Ketiga, efisiensi di berbagai lini operasi perseroan.

Manajemen BIRD menyampaikan dampak pandemi Covid-19 telah mengganggu pemenuhan kewajiban pokok utang saja, senilai Rp484,59 miliar.

Laporan keuangan perseroan menunjukkan, per Juni 2020, Blue Bird memiliki liabilitas jangka pendek sebanyak Rp627,93 miliar. Selain itu, BIRD juga memiliki utang jangka panjang sebanyak Rp1,12 triliun. Total liabilitas BIRD per akhir Juni 2020 mencapai Rp2,31 triliun.

Ada lima bank yang menjadi kreditur Blue Bird. Kelima bank itu yakni PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank OCBC NISP Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank BTPN Tbk, dan The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Ltd..

Di sisi lain, manajemen BIRD menyebut, layanan JAC dan Big Bird Shuttle Jakarta-Bandung sudah mulai beroperasi dengan kapasitas terbatas. 

“Menurunnya revenue dari airport dan Cititrans. Penutupan sebagian pool,” tulis manajemen BIRD terkait dampak pandemi Covid-19 terhadap operasional perseroan dikutip pada Rabu (19/8/2020).

Manajemen BIRD memperkirakan penurunan laba bersih mencapai lebih dari 75 persen dan penurunan total pendapatan sekitar 25 persen—50 persen pada periode yang berakhir 31 Juli 2020 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2020, Blue Bird mengalami penurunan pendapatan sebesar 39,87 persen secara year-on-year (yoy) menjadi Rp1,15 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp1,91 triliun.

BIRD pun mengalami rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp93,67 miliar, berbanding terbalik dari posisi laba Rp158,37 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Penurunan pendapatan itu sejalan dengan tergerusnya pendapatan dari segmen bisnis taksi perseroan. Nilai yang dikantongi turun 43,00 persen dari Rp1,51 triliun pada 30 Juni 2019 menjadi Rp864,76 miliar per akhir semester I/2020.

Segmen nontaksi perseroan juga mengalami penurunan. Pendapatan dari lini itu tergerus 27,73 persen menjadi Rp289,45 miliar per akhir semester I/2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper