Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Lepas Saham Teknologi, Wall Street Berakhir Variatif

Indeks S&P 500 menguat 0,3 persen ke level 3.360,59, mendekati level tertinggi sepanjang masa sebelum pandemi virus corona
Wall Street./Bloomberg
Wall Street./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat variatif pada perdagangan Senin (10/8/2020) investor menjual sejumlah saham yang mendorong reli yang hampir mendorong indeks kembali ke rekor tertinggi.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks S&P 500 menguat 0,3 persen ke level 3.360,59, mendekati level tertinggi sepanjang masa sebelum pandemi virus corona. Sementara itu, indeks Dow Jones Industrial Average menguat 1,3 persen ke 27.792,88.

Di sisi lain, indeks Nasdaq Composite ditutup melemah 0,4 persen ke level 10.968,36

Sektor energi dan industri memimpin kenaikan. Adapun, produsen chipset memimpin pkarena investor melepas saham enurunan di tengah ketegangan baru antara AS dengan China. Saham media turun karena spekulasi pembatalan sepak bola perguruan tinggi.

Kepala riset dan manajer portfolio AlphaSimplex Group Katy Kamiski mengatakan saham teknologi telah menjadi salah satu dari sedikit sektor yang tangguh sepanjang tahun ini.

“saya tidak akan terkejut jika ada melihat sedikit kemunduran di saham tersebut tersebut hanya karena itu salah satu yang lebih tangguh.” Ungkapnya, seperti dikutip Bloomberg.

Minyak naik paling tinggi dalam hampir tiga pekan setelah Saudi Aramco mengatakan permintaan akan terus meningkat dan pedagang bertaruh pada lebih banyak stimulus AS.

Pada hari Sabtu, Trump menandatangani empat perintah eksekutif untuk mempertahankan sejumlah bantuan, termasuk tunjangan pengangguran, penangguhan pajak pendapatan sementara, perlindungan penggusuran, dan keringanan pinjaman pendidikan.

Pengumuman kebijakan Trump datang ketika Demokrat dan Republik masih merundingkan paket bantuan stimulus tambahan yang lebih luas.

Kedua belah pihak masih terpisah triliunan dolar untuk pengeluaran keseluruhan dan pada masalah-masalah utama, termasuk bantuan kepada pemerintah negara bagian dan lokal, serta jumlah tunjangan pengangguran tambahan.

"Stimulus baru yang diberikan oleh Presiden Trump melalui perintah eksekutif lebih baik daripada tidak sama sekali dan memberikan solusi sementara," kata Lee Hardman, ahli strategi di MUFG Bank di London.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper