Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Masih Kuat di Atas 93, Rupiah Alami Koreksi

Pada perdagangan Senin (10/8/2020) pukul 09.24 WIB, indeks dolar AS terkoreksi 0,12 persen atau 0,109 poin ke level 93,326, sedangkan rupiah dalam waktu yang sama turun 0,44 persen atau 65 poin menjadi RP14.690 per dolar AS.
Karyawati menunjukan uang Rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Minggu (7/6/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati menunjukan uang Rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Minggu (7/6/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks dolar AS berpotensi melanjutkan kenaikan selama bertahan di atas level support 93,00. Adapun, rupiah dibuka melemah pagi ini.

Pada perdagangan Senin (10/8/2020) pukul 09.24 WIB, indeks dolar AS terkoreksi 0,12 persen atau 0,109 poin ke level 93,326.

Sementara itu, mata uang rupiah dalam waktu yang sama turun 0,44 persen atau 65 poin menjadi RP14.690 per dolar AS. Sebelumnya, pada perdagangan Jumat (7/8/2020), rupiah parkir di level Rp14.625 per dolar AS, terkoreksi 0,27 persen atau 40 poin.

Monex Investindo Futures dalam laporannya menyampaikan dolar AS mencoba untuk mempertahankan reli yang jarang terjadi pada hari Senin (10/8/2020) setelah penurunan terpanjangnya dalam satu dekade.

Tren penurunan terhenti setelah laporan Non Farm Payroll AS yang lebih baik pada hari Jumat, yang mendorong imbal hasil treasury lebih tinggi ke dalam penjualan utang besar-besaran sebesar US$112 miliar minggu ini.

Ketua DPR Nancy Pelosi dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin pada hari Minggu mengatakan mereka terbuka untuk memulai kembali pembicaraan bantuan COVID-19, setelah AS Presiden Donald Trump mengambil tindakan eksekutif tentang tunjangan pengangguran.

Akhir pekan lalu, dolar AS berbalik menguat setelah rilis data tenaga kerja AS yang menjadi fokus pasar pekan ini. Harga emas pun sebaliknya mengalami kejatuhan.

Data Non-Farm Payroll AS dilaporkan 1,763 juta orang, turun signifikan dari sebelumnya 4,8 juta orang pada laporan bulan Juli. Walau di atas ekspektasi 1,53 juta orang, hasil data ini menunjukkan kekhawatiran bahwa optimisme ekonomi AS sudah pada batasnya.

"Dan kemungkinan perlambatan lebih lanjut di tengah masih tingginya jumlah pasien corona di AS menjadi penghambat bagi dolar AS," papar Monex.

Namun demikian, laporan tingkat pengangguran menunjukkan penyusutan, pendapatan rata-rata meningkat dibandingkan bulan lalu, dan harapan pasar terhadap langkah stimulus kedua dari pemerintah - yang masih diperdebatkan oleh Kongres AS - menjaga minat pasar terhadap dolar AS.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper