Bisnis.com, JAKARTA - Transaksi pembelian antara PT Rayon Utama Makmur (RUM) dan PT Sri Rejeki Isman Tnk (SRIL) pada tahun 2019 mencapai US$10,08 juta atau naik hampir empat kali lipat dibandingkan tahun 2018 yang mencapai US$2,6 juta.
Jumlah transaksi ini terdapat dalam saldo transaksi pembelian dan penjualan antar perusahaan terafilisiliasi yang dicantumkan dalam Laporan Keuangan Konsolidasian PT Sri Rejeki Isman Tbk atau SRIL tahun 2019.
Dalam laporan yang dikutip Bisnis, Jumat (7/8/2020), transaksi antara SRIL dan RUM terkait dengan pembelian serat rayon. "Sifat transaksi penjualan pakaian jadi dan pembelian serat rayon," tulis pihak SRIL dalam laporan keuangan tersebut.
Dalam catatan Bisnis, baik SRIL maupun RUM sama-sama dikendalikan oleh keluarga Lukminto. Komisaris Utama SRIL dan RUM sama-sama dijabat oleh Susyana Lukminto. Nama lain yang identik dengan Sritex atau SRIL dalam struktur pejabat di RUM adalah Iwan Kurniawan Lukminto dan Iwan Setiawan Lukminto.
Pendirian PT RUM dimaksudkan untuk memperkuat suplai bahan baku benang rayon di segmen pemintalan SRIL. PT RUM ini ditargetkan memproduksi 80.000 ton serat rayon dan mengurangi ketergantungan terhadap impor. Secara umum keberadaan RUM, bagi Sritex akan memiliki dua manfaat bagi SRIL.
Pertama, Rayon Utama Makmur (RUM) bisa mendukung kebutuhan bahan baku serat rayon. Apalagi saat itu, produsen serat rayon di Indonesia hanya ada dua yakni PT Indo Bharat Rayon dan PT South Pacific Viscose. Keberadaan RUM diharapkan memasok 60 persen kebutuhan produksi pemintalan Sritex.
Baca Juga
Kedua, selain pasokan bahan baku yang stabil, pembangunan pabrik serat rayon (PT RUM), juga bisa memberi garansi kualitas serat rayon bagi produksi PT Sritex. Keberadaan PT RUM akan mengurangi perbedaan kualitas serat rayon untuk kebutuhan produksi, yang selama ini disuplai perusahaan yang berbeda-beda.
Kendati demikian, belakangan RUM sedang terbelit oleh persoalan lingkungan.