Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Ekonomi Minus Bukan Hambatan Rupiah jadi Jawara Asia

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Rabu (5/8/2020) rupiah parkir di level Rp14.550 per dolar AS, menguat 0,51 persen atau 75 poin.
Karyawan menunjukan uang dolar Amerika Serikat (AS) di Kantor Cabang Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (23/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan uang dolar Amerika Serikat (AS) di Kantor Cabang Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (23/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Pergerakan nilai tukar rupiah pada perdagangan Rabu (5/8/2020) tampak cukup impresif, menjadi jawara di antara mata uang Asia lainnya kendati rilis pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II/2020 anjlok ke area negatif.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Rabu (5/8/2020) rupiah parkir di level Rp14.550 per dolar AS, menguat 0,51 persen atau 75 poin. Kinerja itu pun menjadi yang terbaik di antara pergerakan mata uang Asia lainnya, yaitu tepat di atas ringgit yang naik 0,4 persen dan won yang terapresiasi 0,42 persen.

Selain itu, penguatan juga terjadi setelah Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal II/2020 terkontraksi sebesar 5,32 persen (year on year/yoy) dibandingkan dengan 5,07 persen pada periode sama tahun lalu.

Sementara itu, kumulatifnya pada semester I/2020 pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 1,26 persen.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa kontraksi itu sesuai dengan ekspektasi dan pasar pun sudah menghargai sentimen pelemahan ekonomi dalam negeri dalam beberapa perdagangan terakhir.

“PDB Indonesia yang buruk mungkin sudah diantisipasi sebelumnya oleh pelaku pasar jadi pengaruhnya pada perdagangan saat ini tidak besar,” ujar Ariston kepada Bisnis, Rabu (5/8/2020).

Dia mengatakan bahwa penguatan rupiah saat ini lebih didorong oleh sentimen pelemahan dolar AS yang juga menaikan minat investasi terhadap aset-aset beresiko lainnya.

Menurut dia, greenback mendapatkan tekanan akibat pasat khawatir terhadap potensi gangguan pemulihan ekonomi AS seiring dengan penyebaran Covid-19 tak kunjung terkendali di Negeri Paman Sam itu.

Prospek stimulus fiskal lanjutan hingga US$1 triliun yang akan digelontorkan Pemerintah AS untuk menolong pertumbuhan ekonominya pun menjadi katalis positif bagi aset-aset berisiko dibandingkan dengan dolar AS.

Adapun, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama bergerak melemah 0,4 persen ke posisi 93,006.

Kepala Strategi Makro Asia Westpac di Singapura Frances Cheung mengatakan rupiah berhasil menguat bersama dengan sebagian besar mata uang Asia lainnya karena didukung oleh tren pelemahan dolar AS.

Selain itu, ekspektasi investor global terhadap pertumbuhan ekonomi akan pulih setelah penurunan yang terjadi pada kuartal II/2020 berhasil menopang penguatan rupiah.

“Sentimen risk-on yang mendukung rupiah pada perdagangan kali ini, dan investor masih melihat adanya peluang untuk pemulihan terhadap ekonomi yang terkontraksi pada kuartal II/2020,” ujar Cheung seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (5/8/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper