Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rapor Sebulan Dolar AS, Anjlok ke Level Terendah 10 Tahun

Indeks dolar jatuh 4,1 persen pada Juli, persentase penurunan bulanan terbesar sejak September 2010.
Karyawan menghitung uang dolar Amerika Serikat (AS) di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Rabu (22/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menghitung uang dolar Amerika Serikat (AS) di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Rabu (22/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks dolar Amerika Serikat jatuh 4,1 persen pada Juli 2020, yang persentase penurunan bulanan terbesar sejak September 2010.

Pada penutupan perdagangan Jumat (31/7/2020) waktu setempat, indeks dolar AS naik 0,35 persen atau 0,328 poin menjadi 93,349. Sepanjang tahun berjalan harga terkoreksi 3,15 persen.

Indeks dolar terpuruk setelah sebelumnya sempat mencapai level tertinggi 2020 di posisi 102,992.

Indeks dolar jatuh 4,1 persen pada Juli, persentase penurunan bulanan terbesar sejak September 2010. Sebagian besar penurunan datang dalam 10 hari terakhir karena kasus virus corona baru melonjak di beberapa negara bagian AS dan beberapa data terbaru menunjukkan ekonomi melemah.

Di sisi lain, dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), karena investor melakukan pembelian setelah penurunan besar.

"Anda memiliki dolar yang masuk ke penurunan sangat serius selama sebulan," kata Boris Schlossberg, direktur pelaksana strategi valas di BK Asset Management di New York, dikutip dari Antara.

"Suku bunga bergerak turun, dan itu membuat dolar jauh kurang menarik sebagai pemain imbal hasil, tetapi (juga) pasar mulai menjadi sadar akan risiko politik pada dolar."

Pada Kamis (30/7/2020), kepercayaan terhadap dolar dirusak setelah Presiden AS Donald Trump meningkatkan kemungkinan menunda pemilihan presiden pada 3 November 2020.

Euro berada di 1,1786 dolar AS, melemah 0,51 persen. Mata uang tunggal sedikit digerakkan oleh data yang menunjukkan ekonomi Eropa mencatat rekor kontraksi terdalam pada kuartal kedua, sementara inflasi kawasan tiba-tiba naik pada Juli.

Euro diperdagangkan di bawah 1,10 dolar pada Mei, tetapi setelah para pemimpin Uni Eropa menyetujui pada bulan ini untuk dana pemulihan ekonomi 750 miliar euro, banyak investor melakukan pemanasan kembali ke mata uang tersebut.

Pada basis perdagangan-tertimbang, euro berada pada level tertinggi sejak 2014.

Penurunan dolar bulan ini telah menciptakan ruang untuk rebound dalam mata uang yang terpukul keras pada Maret itu, ketika investor bergegas ke mata uang aman greenback karena kepanikan terhadap virus corona yang mencengkeram pasar.

Terhadap yen Jepang, dolar sebelumnya mencapai level terendah empat setengah bulan tetapi terakhir bertahan di 105,77 yen atau menguat 1,0 persen. Sementara itu pound Inggris berada di 1,3097 dolar, naik 0,03 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Hafiyyan
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper