Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada awal perdagangan hari ini, Rabu (29/7/2020).
Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan IHSG melemah 0,50 persen atau 25,38 poin ke level 5.087,61 pada pukul 09.18 WIB dari level penutupan sebelumnya.
Pada perdagangan Selasa (28/7/2020), IHSG berakhir di level 5.112,99 dengan koreksi tipis 0,07 persen atau 3,68 poin.
Pergerakan indeks terpantau mulai tergelincir ke bawah level 5.100 dengan turun 0,30 persen pada awal perdagangan Rabu. Sepanjang perdagangan pagi ini, IHSG bergerak dalam kisaran 5.085,34 – 5.115,65.
Sebanyak 5 dari 9 sektor dalam IHSG bergerak negatif, dipimpin industri dasar (-1,42 persen) dan finansial (-1,04 persen). Adapun, empat sektor lainnya bergerak positif, dipimpin pertanian (+0,31 persen) dan properti (+0,20 persen).
Dari 696 saham yang diperdagangkan, 132 saham menguat, 112 saham melemah, dan 452 saham stagnan.
Baca Juga
Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) yang turun 1,21 persen dan 6,86 persen masing-masing menjadi penekan utama pergerakan IHSG.
Indeks saham lainnya di Asia tampak bergerak variatif pagi ini. Indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang masing-masing melorot 0,89 persen dan 0,81 persen.
Sebaliknya, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China masing-masing menguat 0,59 persen dan 0,92 persen, Hang Seng Hong Kong naik 0,39 persen, dan indeks Kospi Korea Selatan menanjak 0,47 persen pukul 9.19 WIB.
Tim riset Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi IHSG akan terkoreksi mengikuti pergerakan bursa global, sementara investor mencermati rilis laporan kinerja korporasi kuartal II/2020.
Pada penutupan perdagangan Selasa (28/7/2020), indeks S&P 500 turun 0,65 persen, Dow Jones Industrial Average melemah 0,77, dan indeks Nasdaq Composite berakhir merosot 1,27 persen.
Pelemahan terjadi di tengah musim laporan keuangan, dimana sebagian perusahaan melaporkan kinerja di bawah estimasi, seperti Mc Donald’s.
Di sisi lain, investor juga mengkhawatirkan perdebatan antara Partai Demokrat dan Republik tentang anggaran stimulus baru untuk menanggulangi wabah Covid-19.
“Dengan sudah sangat mendekati masa reses di akhir Juli ini, maka para pelaku pasar pesimistis stimulus tersebut akan terlaksana dalam waktu dekat. Tanpa stimulus tersebut, dengan jumlah lapangan kerja yang masih terbatas, maka dikhawatirkan ekonomi akan terganggu,” papar Samuel Sekuritas melalui publikasi riset harian.
Selain itu, pelaku pasar juga menanti hasil rapat kebijakan moneter Federal Reserve tentang suku bunga AS dan kemungkinan tambahan stimulus moneter yang akan diumumkan pada Kamis (30/7/2020) dini hari WIB.
Dari pasar komoditas, harga emas mendekati US$2.000 per troy ounce. Momentum kenaikan harga emas terdorong oleh ketidakpastian akan ekonomi global sehingga banyak yang memilih emas sebagai safe haven, serta adanya peluang The Fed akan terus melancarkan stimulus moneternya.
“Hari ini IHSG kami perkirakan akan terkoreksi mengikuti pergerakan bursa global, di tengah para investor yang juga menanti dan mencermati rilisnya laporan keuangan kuartal II/2020 yang akan berakhir dalam pekan ini,” terangnya.
Berbanding terbalik dengan IHSG, nilai tukar rupiah terpantau menguat 74,5 poin atau 0,51 persen ke level Rp14.460,5 per dolar AS pukul 9.30 WIB, setelah berakhir stagnan di level Rp14.535 pada Selasa (28/7).