Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penutupan Sesi I, Semua Emiten Farmasi Berjaya

Saham PT Indofarma Tbk. (INAF) memimpin dengan kenaikan 24,9 persen, disusul oleh PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) yang melesat 24,36 persen.
Pengunjung memotret papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (17/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung memotret papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (17/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Seluruh emiten farmasi terpantau berjaya dan berakhir di zona hijau pada perdagangan sesi pertama hari ini, Selasa (21/7/2020).

Saham emiten pelat merah PT Indofarma Tbk. (INAF) memimpin kenaikan dengan persentase tertinggi di antara semua emiten farmasi dengan kenaikan sebesar 24,9 persen atau 300 poin ke level Rp1.505.

Kendati hampir terkena auto reject atas atau ARA, sepanjang perdagangan, saham INAF berada di rentang level perdagangan Rp1.220 hingga Rp1.505 dengan total transaksi sebesar Rp138,37 miliar.

Bersamaan dengan INAF, harga saham PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) juga melesat 24,36 persen atau 335 poin ke level Rp1.710 dengan total transaksi sebesar Rp378,56 miliar.

Kenaikan saham INAF dan KAEF pada hari ini dibantu dengan katalis positif yang mana INAF mengumumkan akan menjadi distributor dari vaksin Covid-19 yang akan diproduksi oleh induk Holding BUMN Farmasi, PT Bio Farma (Persero).

Direktur Utama Indofarma Arief Pramuhanto mengungkapkan distribusi akan dilakukan perseroan bersama KAEF. Selama ini, pembagian distribusi oleh keduanya dilakukan dengan besaran porsi 50:50.

Berdasarkan besaran transaksi, saham PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) yang juga melesat 8,75 persen menjadi emiten yang terpantau paling banyak diperjualbelikan di antara semua saham emiten farmasi dengan total transaksi sebesar Rp386,32 miliar.

Adapun, KLBF baru-baru ini juga mengumumkan ikut mengambil bagian pada uji klinik terhadap obat herbal biodiversitas Indonesia sebagai produk imunomodulator herbal dalam penanganan pasien COVID-19 yang dikoordinasikan oleh konsorsium Covid-19 Ristek/BRIN. 

Direktur Sie Djohan mengatakan KLBF berkomitmen mendukung pemerintah melalui produk herbal dalam mengatasi dan menanggulangi Covid-19, salah satunya melalui inovasi dan penelitian obat herbal sebagai imunomodulator dalam penanganan pasien Covid-19.

“Harapan kami produk herbal ini bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dalam membantu memperkuat imunitas tubuh dan bermanfaat untuk dapat tetap produktif di saat new normal ini,” jelas Djohan dalam rilis persnya yang diterima Bisnis, Kamis (11/6/2020).

Untuk diketahui, transaksi saham INAF, KAEF dan KLBF sama-sama didominasi oleh investor dalam negeri dengan mayoritas menggunakan broker Mirae Asset Sekuritas.

Di sisi lain, harga saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) juga mengalami kenaikan 4,13 persen atau 50 poin ke level Rp1.260. Adapun, SIDO baru saja merilis laporan keuangan periode semester I/2020 dengan catatan kinerja cemerlang sepanjang periode tersebut.

Pergerakan harga saham emiten farmasi
EmitenHarga Akhir Sesi IKenaikan (persen)

INAF

Rp1.505

24,90

KAEF

Rp1.710

24,36

KLBF

Rp1.615

8,75

PEHA

Rp1.205

7,59

PYFA

Rp810

7,28

SIDO

Rp1.260

4,13

TSPC

Rp1.390

1,46

DVLA

Rp2.190

1,39

MERK

Rp3.790

0,26

*Saham PT Merck Sharp Dohme Pharma Tbk. (SCPI) tidak dimasukkan karena berpotensi delisting.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper