Bisnis.com, JAKARTA – Seluruh emiten farmasi terpantau berjaya dan berakhir di zona hijau pada perdagangan sesi pertama hari ini, Selasa (21/7/2020).
Saham emiten pelat merah PT Indofarma Tbk. (INAF) memimpin kenaikan dengan persentase tertinggi di antara semua emiten farmasi dengan kenaikan sebesar 24,9 persen atau 300 poin ke level Rp1.505.
Kendati hampir terkena auto reject atas atau ARA, sepanjang perdagangan, saham INAF berada di rentang level perdagangan Rp1.220 hingga Rp1.505 dengan total transaksi sebesar Rp138,37 miliar.
Bersamaan dengan INAF, harga saham PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) juga melesat 24,36 persen atau 335 poin ke level Rp1.710 dengan total transaksi sebesar Rp378,56 miliar.
Kenaikan saham INAF dan KAEF pada hari ini dibantu dengan katalis positif yang mana INAF mengumumkan akan menjadi distributor dari vaksin Covid-19 yang akan diproduksi oleh induk Holding BUMN Farmasi, PT Bio Farma (Persero).
Direktur Utama Indofarma Arief Pramuhanto mengungkapkan distribusi akan dilakukan perseroan bersama KAEF. Selama ini, pembagian distribusi oleh keduanya dilakukan dengan besaran porsi 50:50.
Baca Juga
Berdasarkan besaran transaksi, saham PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) yang juga melesat 8,75 persen menjadi emiten yang terpantau paling banyak diperjualbelikan di antara semua saham emiten farmasi dengan total transaksi sebesar Rp386,32 miliar.
Adapun, KLBF baru-baru ini juga mengumumkan ikut mengambil bagian pada uji klinik terhadap obat herbal biodiversitas Indonesia sebagai produk imunomodulator herbal dalam penanganan pasien COVID-19 yang dikoordinasikan oleh konsorsium Covid-19 Ristek/BRIN.
Direktur Sie Djohan mengatakan KLBF berkomitmen mendukung pemerintah melalui produk herbal dalam mengatasi dan menanggulangi Covid-19, salah satunya melalui inovasi dan penelitian obat herbal sebagai imunomodulator dalam penanganan pasien Covid-19.
“Harapan kami produk herbal ini bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dalam membantu memperkuat imunitas tubuh dan bermanfaat untuk dapat tetap produktif di saat new normal ini,” jelas Djohan dalam rilis persnya yang diterima Bisnis, Kamis (11/6/2020).
Untuk diketahui, transaksi saham INAF, KAEF dan KLBF sama-sama didominasi oleh investor dalam negeri dengan mayoritas menggunakan broker Mirae Asset Sekuritas.
Di sisi lain, harga saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) juga mengalami kenaikan 4,13 persen atau 50 poin ke level Rp1.260. Adapun, SIDO baru saja merilis laporan keuangan periode semester I/2020 dengan catatan kinerja cemerlang sepanjang periode tersebut.
Pergerakan harga saham emiten farmasi | ||
---|---|---|
Emiten | Harga Akhir Sesi I | Kenaikan (persen) |
INAF | Rp1.505 | 24,90 |
KAEF | Rp1.710 | 24,36 |
KLBF | Rp1.615 | 8,75 |
PEHA | Rp1.205 | 7,59 |
PYFA | Rp810 | 7,28 |
SIDO | Rp1.260 | 4,13 |
TSPC | Rp1.390 | 1,46 |
DVLA | Rp2.190 | 1,39 |
MERK | Rp3.790 | 0,26 |
*Saham PT Merck Sharp Dohme Pharma Tbk. (SCPI) tidak dimasukkan karena berpotensi delisting.