Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Ditutup di 5.051, Aneka Industri dan Tambang Paling Loyo

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pergerakan IHSG ditutup di level 5.051,11 dengan pelemahan 0,56 persen atau 28,48 poin dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pengunjung memotret papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (17/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung memotret papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (17/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan pelemahannya pada perdagangan hari ini, Senin (20/7/2020).

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pergerakan IHSG ditutup di level 5.051,11 dengan pelemahan 0,56 persen atau 28,48 poin dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Jumat (17/7/2020), IHSG berakhir di level 5.079,58 dengan koreksi 0,37 persen atau 18,80 poin.

Sebelum pelemahannya berlanjut, indeks sempat beringsut ke zona hijau dan kembali menguat hingga menembus level 5.100. Sepanjang perdagangan Senin, IHSG bergerak fluktuatif dalam kisaran 5.031,89 – 5.100,19.

Sebanyak 8 dari 10 sektor pada IHSG ditutup di teritori negatif, dipimpin aneka industri (-1,62 persen) dan pertambangan (-1,25 persen). Adapun sektor pertanian dan barang konsumer masing-masing naik 2,99 persen dan 0,1 persen.

Tercatat 132 saham menguat, 299 saham melemah, dan 148 saham berakhir stagnan. Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Astra International Tbk. (ASII) yang masing-masing turun 1,6 persen dan 1,9 persen menjadi penekan utama pelemahan IHSG.

Sejalan dengan IHSG, kurs rupiah terhadap dolar AS lanjut ditutup melemah 83 poin atau 0,56 persen ke level Rp14.785 per dolar AS, setelah berakhir terdepresiasi 77 poin di posisi 14.702 pada perdagangan Jumat (17/7/2020).

Direktur Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan pergerakan IHSG terlihat masih berada dalam rentang konsolidasi wajar.

Menurut Willliam, ruang pelemahan IHS masih cukup besar karena dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar rupiah, selain tercatatnya capital outflow secara year to date.

Indeks saham lainnya di Asia tampak berakhir variatif antara zona hijau dan merah. Indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang masing-masing naik tipis 0,09 persen, tetapi indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China mampu melonjak sekitar 3 persen masing-masing.

Sebaliknya, indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,12 persen, Kospi Korea Selatan terkoreksi 0,14 persen, dan S&P/ASX 200 Australia melemah 0,53 persen.

Setelah saham global membukukan kebaikan selama tiga pekan, investor mempertimbangkan potensi dukungan kebijakan tambahan karena pandemi Covid-19 terus berdampak pada ekonomi. Di samping itu, pasar fokus pada serangkaian laporan kinerja perusahaan.

Di Hong Kong, kasus baru harian Covid-19 dilaporkan mencapai rekor 108 kasus infeksi. Otoritas setempat berencana untuk mengamanatkan penggunaan masker di semua area indoor bersama.

Sementara itu di Amerika Serikat, Wali Kota Los Angeles Eric Garcetti memperingatkan bahwa kota itu berada di ambang untuk kembali menerapkan perintah tinggal di rumah.

“Saham-saham masih rentan terhadap koreksi atau konsolidasi lebih lanjut, dengan lockdown lebih lanjut dan pemilihan presiden AS menjadi risiko utama,” tutur Kepala strategi investasi di AMP Capital Investors Ltd. Shane Oliver, dikutip dari Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper