Bisnis.com, JAKARTA - Kendati mengalami koreksi tipis, laju harga emas berpeluang menguat seiring dengan kekhawatiran pasar terhadap perkembangan virus corona.
Pada perdagangan Rabu (15/7/2020) pukul 5.56 WIB, harga emas spot terkoreksi 0,06 persen atau 1 poin menjadi US$1.808,36 per troy ounce. Adapun, emas Comex kontrak Agustus 2020 koreksi 0,09 persen atau 1,7 poin menuju US$1.811,7 per troy ounce.
Sementara itu, indeks dolar AS terkoreksi 0,21 persen atau 0,205 poin menuju 96,259. Ini membuat indeks dolar AS terkoreksi 0,13 persen sepanjang tahun berjalan, setelah sempat menembus level 102.
Laporan Monex Investindo Futuresn menyebutkan Data Indeks Harga Konsumen AS (CPI) bulanan yang dirilis jam 19:30 WIB kemarin mencatat hasil 0,6 persen, lebih baik dari ekspektasi 0,5 persen.
Data CPI Inti dirilis 0,2 persen, lebih tinggi dari ekspektasi 0,1 persen, yang biasanya menunjukkan peningkatan ekonomi suatu negara. Perbaikan CPI juga mendukung penguatan mata uang negara tersebut.
"Tetapi harga emas sempat menguat terhadap dolar AS setelah data dirilis yang disebabkan pesimisme pelaku pasar terhadap kondisi ekonomi AS saat ini. Dan data [ekonomi AS] yang baik hanya karena ditopang oleh bantuan dana dari bank sentral Federal Reserve AS," paparnya.
Baca Juga
Kekhawatiran ekonomi AS masih akan memanas karena masih tingginya penyebaran wabah corona di AS. Hal itu menyebabkan minat beli pasar terhadap dolar AS hanya sebagai aset likuid.
Di sisi lain, investor akan terdorong untuk melakukan aksi beli aset aman seperti emas dan aset berisiko bergerak secara bergiliran, di tengah kurang stabilnya dolar AS saat ini.
Selain masalah peningkatan jumlah pasien corona, ketegangan ekonomi AS-China juga nampak masih meningkat, yang dikhawatirkan pasar dapat berimbas pemutusan kesepakatan dagang yang sudah dicapai di bulan Januari lalu.
"Hal itu dapat menghambat upaya pemulihan ekonomi dunia," imbuh Monex.