Bisnis.com, JAKARTA - Emiten lahan industri PT Kawasan Industri Jababeka Tbk.(KIJA) berupaya menjaga minat investor di tengah pandemi virus corona lawar penjualan secara online dan pemberian diskon harga.
Sekretaris Perusahaan Kawasan Industri Jababeka Mulyadi Suganda mengatakan, pandemi virus corona berdampak pada penjualan properti secara umum, termasuk terhadap penjualan lahan Jababeka.
Meski demikian, dia mengatakan para investor dinilai masih cukup berminat pada lahan-lahan yang ditawarkan oleh perusahaannya. Minat ini datang tidak hanya dari investor domestik, tetapi juga dari luar negeri.
"Inquiry masih ada, baik dari domestik maupun asing. Namun, untuk asing memiliki tantangan karena adanya pembatasan penerbangan dari luar negeri ke Indonesia dan sebaliknya," jelasnya saat dihubungi pada Senin (13/7/2020).
Mulyadi mengatakan, emiten bersandi saham KIJA itu juga telah melakukan sejumlah strategi agar kinerja perusahaan tetap optimal ditengah pandemi.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengembangkan penjualan secara online Metode daring diakui menjadi pola baru yang dapat menjangkau konsumen baru secara langsung dan lebih luas.
Baca Juga
Selain itu, KIJA juga akan memberikan insentif khusus kepada calon pembeli. Insentif ini termasuk pemberian harga khusus dan penyesuaian skema pembayaran. Perusahaan juga terus memperhatikan tren pasar agar mereka dapat meluncurkan produk sesuai dengan permintaan yang ada saat ini
Sementara itu, Mulyadi menambahkan, hingga kuartal I/2020, perusahaan telah mencatatkan hasil prapenjualan (marketing sales) sebesar Rp111 miliar. Sebagian besar dari penjualan yang telah dikantongi berasal dari sektor spare part otomotif dan food & beverages (F&B).
"Pada kuartal II/2020 akan sedikit lebih baik dibandingkan kuartal I/2020. Untuk target (marketing sales) tahun ini, manajemen juga masih mengkajinya," pungkasnya.
Selama kuartal I/2020, KIJA.membukukan total penjualan sebesar Rp473,7 miliar Jumlah itu menurun 19 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama 2019 yaitu Rp584,76 miliar.
Perseroan juga mencatat rugi bersih sebesar Rp759,8 miliar pada kuartal I/2020. Kerugian disebabkan dampak pergerakan rugi selisih kurs sebesar Rp 699,1 miliar.