Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lepas dari Suspensi, Saham Bank Jago (ARTO) Kembali Melejit, Kenapa Ya?

Dalam setahun terakhir, harga saham Bank Jago—dahulu bernama Bank Artos—meroket 1.615,12 persen. Saham bank ini juga sempat terkena suspensi beberapa kali karena bergerak melesat.
Logo PT Bank Jago Tbk. Bank ini dahulu bernama PT Bank Artos Indonesia Tbk. Setelah pemegang saham baru masuk, bisnis model bank diubah dengan fokus melayani segmen menengah dan mass market dan bertumpu pada teknologi digital./istimewa
Logo PT Bank Jago Tbk. Bank ini dahulu bernama PT Bank Artos Indonesia Tbk. Setelah pemegang saham baru masuk, bisnis model bank diubah dengan fokus melayani segmen menengah dan mass market dan bertumpu pada teknologi digital./istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Komitmen pemegang saham PT Bank Jago Tbk. untuk mengembangkan bank berbasis teknologi teknologi disambut hangat kalangan investor. Harga saham Bank Jago naik 220 poin atau 8,06 persen ke posisi 2.950 di akhir perdagangan hari ini, Kamis (9/7/2020).

Berdasarkan data Bloomberg, harga saham Bank Jago dibuka di level 2.750. Sepanjang perdagangan, laju saham bergerak di kisaran 2.750—3.080. 

Dalam setahun terakhir, harga saham Bank Jago—dahulu bernama Bank Artos—meroket 1.615,12 persen. Adapun dalam tiga bulan terakhir atau selepas pelaksanaan rights issue pada April 2020, harga saham Bank Jago naik 301,36 persen.

Dengan tambahan modal hasil rights issue, Bank Jago naik peringkat ke Bank BUKU II dengan ekuitas Rp1,3 triliun dan aset senilai Rp1,8 triliun per April 2020. 

Sejak Agustus 2019, saham Bank Jago sempat terkena suspensi beberapa kali. Suspensi terakhir diterapkan pada 3 Juli 2020. Laju saham Bank Jago terkoreksi 5,86 persen pada 8 Juli 2020 sebelum akhirnya melejit 8,06 persen hari ini.

Data Bloomberg menunjukkan, harga saham Bank Jago mencapai level tertinggi pada perdagangan hari ini sekitar pukul 14.00 WIB saat manajemen memulai paparan publik secara virtual. 

Dalam acara itu, Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar mengatakan perseroan siap bertransformasi menjadi bank berbasis teknologi dan menyasar segmen  menengah dan mass market. 

Dia menambahkan, segmen yang disasar Bank Jago sebagian besar merupakan pelaku usaha mikro kecil dan menengah. Bank Jago berniat mempercepat digitalisasi UMKM sehingga turut meningkatkan daya saing pengusaha di segmen tersebut..   

“Saat ini kami tengah merampungkan bisnis model dan menyempurnakan aplikasi yang akan kami luncurkan sebelum kuartal IV-2020. Seiring berjalannya bisnis model Bank Jago, indikator kinerja perseroan saat ini tentunya nanti akan ikut berubah,”ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (9/7/2020).  

Menurut Kharim, keputusan manajemen mendesain Bank Jago sebagai bank berbasis teknologi didasarkan pada kajian mendalam terkait pergeseran tren layanan keuangan digital dan penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari hari. 

Dalam melayani ekosistem digital, Bank Jago akan berkolaborasi dengan semua platform. Mulai dari platform e-commerce, aplikasi penyedia jasa transportasi, industri travel, online shop, hiburan hingga pembayaran digital dan fintech lending. 

Untuk diketahui, Bank Jago merupakan nama baru Bank Artos setelah bankir senior Jerry Ng dan Patrick Walujo menjadi pemegang saham baru Bank Artos. Kepemilikan Jerry melalui Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI) sedangkan Patrick Walujo  masuk dengan Wealth Track Technology Limited. Porsi saham masing-masing sebesar 37,65 persen dan 13,35 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rivki Maulana
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper