Bisnis.com, JAKARTA – Emiten konsumer PT Unilever Indonesia Tbk. tampaknya belum memberi sinyal akan menarik produk Fair & Lovely di Indonesia terkait isu rasial yang terus menyeruak terhadap produk tersebut di India.
Dikutip dari pemberitaan sebelumnya, Unilever Plc. berencana mengganti merek krim pemutih Fair & Lovely dikarenakan reaksi keras publik atas branding produk yang menjual istilah mencerahkan dan memutihkan dari kemasannya.
Branding tersebut dianggap publik memburamkan keberagaman dan memperjelas identitas cantik berdasarkan warna kulit seorang wanita.
Berdasarkan keterangan resmi yang diterima Bisnis pada Kamis (9/7/2020), Direktur Beauty and Personal Care Unilever Indonesia Ira Noviarti mengatakan pihaknya berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan konsumen secara bertanggung jawab.
“Kami terus mengembangkan kategori produk sembari memastikan bahwa pesan-pesan yang disampaikan melalui brand kami mampu mencerminkan sekaligus menyesuaikan dengan perkembangan kebutuhan konsumen, menuju pola pikir yang positif dan semangat inklusivitas,” tulis Ira dalam keterangan kepada Bisnis.
Khususnya pada definisi kecantikan, pihaknya percaya pada prinsip-prinsip yang menjunjung tinggi kecantikan yang positif dengan memungkinkan setiap orang untuk menjadi versi terbaik dari diri mereka sendiri dan dan mengedepankan keberagaman dan inklusivitas.
Baca Juga
“Kami yakin bahwa kecantikan harus menjadi pengalaman positif bagi setiap perempuan, terlepas dari apapun warna kulitnya. Kami percaya bahwa semua warna kulit bisa cantik, cerah dan bercahaya (glowing) jika dirawat dengan baik dan sehat,” sambungnya.
Dengan demikian, perseroan sedang mempersiapkan rencana untuk produk Fair & Lovely yang akan diumumkan segera.
Di Indonesia, produk krim pemutih Fair & Lovely hadir hadir sejak tahun 2011. Perseroan, melalui program CSR juga berinisiatif memberikan akses pendidikan kepada wanita Indonesia melalui program 'Fair & Lovely Bintang Beasiswa'.
Sejak 2017, program tersebut telah membantu 150 wanita muda Indonesia mendekat ke cita-citanya dalam bentuk beasiswa yang diberikan untuk melanjutkan pendidikan tinggi namun terkendala secara finansial.
Sebelumnya, Presiden divisi kecantikan dan perawatan personal Unilever NV, Sunny Jain mengatakan pihaknya menyadari bahwa penggunaan kata-kata fair, white, dan light menunjukkan impian kecantikan singular yang ternyata tidak tepat.
Oleh karena itu, perusahaan mendunia tersebut berencana untuk melakukan perubahan bagaimana produk Fair & Lovely diiklankan.
Sebagai gambaran, emiten berkode saham UNVR tersebut meraup total omzet Rp11,15 triliun, naik 4,6 persen secara tahunan selama triwulan pertama tahun ini.
Kemampuan perseroan untuk menekan sedikit harga pokok penjualan menjadi Rp5,3 triliun, turun 0,99 persen secara yoy dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Hal itu membuat laba tahun berjalan perseroan menanjak 6,5 persen secara tahunan menjadi Rp1,86 triliun.
Berdasarkan segmen, penjualan dari lini produk kebutuhan rumah tangga dan perawatan tubuh mendominasi 70,34 persen dari total pendapatan perseroan.
Di lantai bursa, pada penutupan perdagangan Kamis (9/7/2020) saham UNVR masih berada pada zona merah dengan penurunan sebesar 1,54 persen atau 125 poin ke level Rp7.975.