Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Saham India Melemah Jelang Laporan Kinerja Emiten

Indeks S&P BSE Sensex ditutup melemah 0,9 persen ke level 36.329,01 pada akhir perdagangan Rabu (8/7), meskipun sempat menguat hingga 0,4 persen.
Gedung National Stock Exchange (NSE) di Mumbai, India./nseindia.com
Gedung National Stock Exchange (NSE) di Mumbai, India./nseindia.com

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham India ditutup melemah setelah berfluktuasi sepanjang perdagangan, di tengah penantian investor terhadap musim laporan keuangan kuartal II/2020 yang dimulai pada Kamis (9/7/2020).

Dilansir dari Bloomberg, indeks S&P BSE Sensex ditutup melemah 0,9 persen ke level 36.329,01 pada akhir perdagangan Rabu (8/7), meskipun sempat menguat hingga 0,4 persen. Adapun, indeks NSE Nifty 50 tergelincir 0,9 persen.

Sebanyak 16 dari 19 sub-indeks sektoral yang disusun oleh BSE Ltd. ditutup melemah, didorong oleh sektor real estat.

Saham Reliance Ltd. menjadi penekan terbesar indeks setelah ditutup melemah 1,5 persen. Sementara itu, saham Bajaj Finance Ltd mencatat penurunan terbesar dengan koreksi 4,5 persen, sedangkan saham IndusInd Bank Ltd. menguat paling tajam hingga 5,1 persen.

Tanda-tanda pemulihan ekonomi India mulai terlihat ketika bisnis secara bertahap dibuka kembali dari lockdown yang berkepanjangan. Namun, pandemi virus corona di India saat ini menjadi yang terbesar ketiga di dunia karena infeksi melonjak setelah pembatasan dikurangi.

Kepala analis investasi di Equinomics Research & Advisory Pvt. Chokkalingam G mengatakan investor cenderung ingin mengetahui prospek bisnis emiten pada sisa tahun ini.

“Ini dikarenakan sebagian besar [investor] memperkirakan dampak [pandemi] terhadap pendapatan berlangsung setidaknya selama dua kuartal," kata Chokkalingam.

Sebagian besar emiten mengalami tekanan antara April dan Juni karena lockdown yang bertujuan untuk membatasi penyebaran virus corona. Di antara sejumlah emiten, investor menantikan rilis laporan keuangan eksportir perangkat lunak terbesar di Asia, Tata Consultancy Services Ltd., esok hari.

Sementara itu, turunnya arus masuk modal ke reksa dana saham pada bulan Juni juga menjadi sentimen penekan indeks.

"Pasar berada pada tahap valuasi yang sangat tinggi dan membuat investor lebih sensitif terhadap data negatif," kata analis investasi di Target Investing, Sameer Kalra, seperti dikutip Bloomberg.

"Investor akan fokus pada data arus masuk ke reksa dana pada bulan Juli," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper