Bisnis.com, JAKARTA – Emiten yang populer dengan produk susunya PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk. (ULTJ) berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih 45,28 persen secara tahunan pada kuartal pertama tahun ini.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2020 yang dirilis perseroan, Selasa (30/6/2020), perseroan membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp435,76 miliar. Peningkatan laba bersih membuat laba per saham naik drastis menjadi Rp38 dari posisi kuartal I/2019 sebesar Rp26.
Salah satu penyebab kenaikan laba adalah peningkatan pendapatan sebesar 13,03 persen year on year menjadi Rp1,61 triliun pada triwulan pertama tahun ini.
Meskipun beban pokok penjualan disertai beban penjualan juga beban umum dan administrasinya meningkat, namun perseroan berhasil memperoleh laba dari selisih kurs.
Dalam keterangan resmi, emiten berkode saham ULTJ tersebut menyatakan bahwa pandemi Covid-19 belum membawa efek nyata pada kinerja keuangan perseroan.
“Adanya peningkatan cepat dalam nilai tukar USD, nilai obligasi Ultrajaya USD telah meningkat secara signifikan. Ini terlihat di dalam akun ‘keuntungan kurs mata uang asing’. Hal ini berpengaruh besar terhadap laba sebelum pajak penghasilan,” ungkap manajemen.
Baca Juga
Dari segmen penjualan, pendapatan dari penjualan produk minuman kepada pihak ketiga di dalam negeri masih berkontribusi besar sekitar 98,28 persen dari total penghasilan perseroan sebelum dikurangi pajak pertambahan nilai.
Di sisi lain, produsen susu jenama Ultra Milk tersebut mengalami kenaikan total liabilitas dan total ekuitas masing-masing menjadi Rp1,04 triliun dan Rp6,09 triliun. Sehingga, membuat total asetnya pun ikut meningkat 7,94 persen menjadi Rp7,13 triliun miliar dibandingkan perolehan akhir tahun lalu.
Kas dan setara kas akhir periode perseroan juga ikut meningkat 14,59 persen secara year on year menjadi Rp1,89 miliar.
Secara umum, perseroan menilai bahwa kinerja kuartal satu tahun ini bukan indikator yang baik untuk sisa tahun ini. Dampak dari krisis Covid-19 pada bisnis disebutkan hanya akan terlihat pada bulan April dan seterusnya dan tidak pasti bagaimana pandemi ini akan berkembang.
“Perusahaan telah mengambil langkah-langkah untuk menjaga keselamatan dari mulai personel dan semua operasi, baik di pertanian, pabrik, dan rantai pasokan, dapat berjalan dengan baik,” sambung perseroan.
Di sisi lain, Ultrajaya menyebutkan bahwa permintaan untuk produk masih baik, meskipun pada tingkat pertumbuhan yang lebih rendah dari yang diperkirakan sebelumnya. Adapun, efek positif dari 'periode perayaan' dinilai tidak akan terjadi pada tahun ini.