Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Optimistis, Wall Street Berakhir di Zona Hijau

Pergerakan tiga indeks saham utama di bursa Wall Street Amerika Serikat berhasil ditutup di zona hijau pada perdagangan Senin (22/6/2020), didorong bangkitnya optimisme investor.
Wall Street./Bloomberg
Wall Street./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan tiga indeks saham utama di bursa Wall Street Amerika Serikat berhasil ditutup di zona hijau pada perdagangan Senin (22/6/2020), didorong bangkitnya optimisme investor.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks S&P 500 berakhir menanjak 0,65 persen atau 20,12 poin ke level 3.117,86.

Sejalan dengan S&P, indeks Dow Jones Industrial Average menguat 0,59 persen atau 153,50 poin ke level 26.024,96 dan indeks Nasdaq Composite ditutup naik tajam 1,11 persen atau 110,35 poin ke posisi 10.056,48.

Nasdaq melonjak lebih dari 1 persen, dengan saham Adobe, Amazon.com, dan Square berakhir di level tertinggi sepanjang masa. Nasdaq Composite sekaligus mencatat rally kenaikan ketujuh berturut-turut, terpanjang tahun ini.

Namun, S&P 500 sedikit terbebani beberapa sektor yang menghadapi tekanan karena investor menimbang dampak ekonomi dari penyebaran baru virus corona (Covid-19) di beberapa negara.

Investor terus bertaruh pada perusahaan-perusahaan dengan neraca yang kuat dan prospek yang lebih baik dalam perekonomian dimana bekerja dari rumah (work from home) tetap menjadi bagian dari norma.

“Benar-benar ada tarik menarik yang sedang terjadi saat ini,” tutur Kepala Strategi Pasar di TD Ameritrade JJ Kinahan, seperti dikutip dari Bloomberg.

“Semua orang berusaha mencari tahu siapa yang akan menjadi pemenang dan pecundang terkait kembali normal. Bagi saya itu menunjukkan bahwa semua orang berusaha mencari tahu ke mana harus bergerak,” terangnya.

Pada saat yang sama, minat untuk aset berisiko didukung oleh program stimulus bersejarah oleh bank-bank sentral di seluruh dunia. Pasar saham telah stabil dalam beberapa pekan terakhir dan S&P 500 terpaut 10 persen dari level puncak yang disentuh pra-pandemi.

“Pasar tidak percaya bahwa kita akan mengalami lockdown ketat bahkan jika ada kebangkitan virus,” ujar pengelola dana di Aberdeen Standard Investments James Athey.

“Benar atau tidak, ada pula kesan bahwa aset-aset berisiko tidak akan turun terlalu jauh karena [bank sentral AS] Federal Reserve tidak akan membiarkannya,” tambah Athey.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper