Bisnis.com,JAKARTA — Kalangan korporasi dinilai bisa mengekor kesuksesan penerbitan dua surat utang Pemerintah Indonesia di pasar global yang laris manis untuk menggalang dana dari investor mancanegara.
Pada pertengahan pekan ini, Pemerintah Indonesia menghimpun dana segar dengan menerbitkan sukuk global berdenominasi dolar Amerika Serikat (AS) senilai US$2,5 miliar pada, Rabu (17/6/2020).
Surat utang itu terdiri atas tiga seri yakni tenor 5 tahun dengan jumlah pokok US$750 juta dan imbal hasil atau yield 2,30 persen, tenor 10 tahun dengan jumlah pokok US$1 miliar dengan yield 2,80 persen, dan tenor 30 tahun dengan jumlah pokok US$750 juta dengan yield 3,80 persen.
Sukuk global itu diklaim mendapatkan respons yang sangat baik dari para investor global dan lokal. Pesanan yang masuk mencapai US$16,66 miliar atau sebesar hampir 6,7 kali di atas target.
Pemerintah sebelumnya juga telah menerbitkan obligasi global senilai US$4,3 miliar pada April 2020. Emisi itu juga mencatatkan rekor dengan mengeluarkan global bond pertama yang memiliki tenor 50 tahun.
Head of Fixed Income Research PT Mandiri Sekuritas Handy Yunianto mengatakan kesuksesan penerbitan sukuk global pemerintah Indonesia dapat menjadi jembatan bagi korporasi yang ingin menerbitkan obligasi global. Pasalnya, sudah ada emisi yang dapat menjadi patokan atau benchmark.
Baca Juga
“Permintaan juga bagus. Mungkin jika ada BUMN yang ada kebutuhan pembiayaan dolar AS ini momentum yang bagus untuk digunakan,” jelasnya kepada Bisnis, Kamis (18/6/2020).
Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan korporasi yang ingin menerbitkan obligasi global harus menyesuaikan kebutuhan perseroan. Menurutnya, skema itu dapat digunakan untuk penerbit yang memiliki kebutuhan refinancing.
Dari sisi biaya dana atau cost of fund, Ramdhan menilai bahwa saat ini lebih tinggi dibandingkan dengan emisi obligasi global tahun lalu. Akan tetapi, minat investor global masih tinggi terhadap surat utang Indonesia baik korporasi maupun pemerintah.
“Kepercayaan investor terhadap surat utang Indonesia bail. Terbukti permintaan terhadap surat utang global pemerintah Indonesia yang masih baik,” jelasnya.
Berdasarkan data World Government Bonds, imbal hasil atau yield surat utang negara (SUN) tenor 10 tahun Indonesia parkir di level 7,279 persen pada Sabtu (20/6/2020). Sementara itu, yield SUN tenor 5 tahun dan 20 tahun masing-masing 6,756 persen dan 7,798 persen.