Bisnis.com, JAKARTA – Meski kekhawatiran atas penurunan performa pada kuartal II/2020 belum sepenuhnya keluar, sejumlah emiten big caps dinilai memiliki prospek menarik hingga akhir tahun ini.
Direktur CSA Institute Aria Santoso menilai, terdapat tiga emiten yang paling menarik dari 10 emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar, yakni PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk., PT Astra International Tbk. dan PT Indofood CBP Sukses Makmur TBk.
Untuk saham Telekomunikasi Indonesia, menurutnya emiten tersebut diperkirakan akan mencatatkan peningkatan pendapatan pada kuartal II/2020. Hal tersebut akan membuat peluang penguatan masih terbuka lebar.
“Selain itu, pada semester II/2020 TLKM [kode saham Telekomunikasi Indonesia] kami perkirakan masih dapat mempertahankan dan melanjutkan pertumbuhan pendapatan yang terjadi pada kuartal II/2020,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (19/6/2020).
Sementara itu, Astra International diperkirakan akan mengalami penurunan pendapatan pada kuartal II/2020. Hal ini akan terjadi akibat penurunan harga komoditas CPO dan volume penjualan otomotif yang pada kuartal II turun lebih dari 50 persen.
Namun, Aria menilai emiten berkode saham ASII itu berpeluang memperbaiki kinerja pada paruh kedua tahun ini. Dia memperkirakan, pemulihan sektor otomotif dan harga komoditas CPO akan terjadi pada semester II/2020.
Baca Juga
Di sisi lain, Indofood CBP yang berada di sektor konsumer diperkirakan akan dapat mempertahankan pendapatan pada kuartal II/2020. Emiten big caps lain seperti PT Unilever Indonesia Tbk. dan PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. juga diperkirakan akan mencatatkan tren serupa.
Namun, khusus untuk Indofood CBP, dia menilai potensi pertumbuhan kinerja fundamental maupun kinerja saham masih akan terjadi karena memiliki tambahan sentimen positif dari akuisisi yang dilakukan terhadap Pinehill Group. Hal ini dinilai akan menguatkan kinerja penjualan emiten berkode saham ICBP tersebut di pasar luar negeri.
“Maka, emiten big caps pilihan masih dari komunikasi, yakni TLKM dengan target harga Rp3.900, ICBP dengan target harga Rp10.200, dan ASII dengan target harga Rp6.000.”
Di luar sektor dan emiten pilihannya, dia menilai emiten di sektor perbankan diperkirakan akan mengalami penurunan kinerja dari sisi pendapatan non bunga. Namun, kinerja di sektor ini diperkirakan masih akan terbantu oleh pendapatan bunga yang terjaga.
Di sisi lain, menurutnya pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mencerminkan potensi penurunan kinerja pada kuartal II/2020. Dengan demikian, jika ada tambahan sentimen negatif dari penurunan kinerja pada 3 bulan kedua tahun ini, sifatnya hanya akan menimbulkan fluktuasi jangka pendek.
Dia menilai pasar lebih akan melihat secepat apa pemulihan ekonomi Indonesia pada semester II/2020 dengan diberlakukannya kenormalan baru dan pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).