Bisnis.com, JAKARTA – Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terganjal oleh aksi jual investor asing pada perdagangan hari ini, sehingga penguatan indeks bersifat cukup terbatas.
IHSG ditutup menguat 0,03 persen atau 1,31 poin ke level 4.987,77 pada penutupan perdagangan hari ini, Rabu (17/6/2020). Meski terbatas, IHSG masih mampu melanjutkan tren penguatan yang juga terjadi pada penutupan perdagangan kemarin.
Penguatan IHSG pada hari ini membuat total kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai Rp5.786 triliun. Nilai tersebut meningkat Rp19 triliun dibandingkan posisi nilai kapitalisasi pasar pada penutupan perdagangan hari sebelumnya yang mencapai Rp5.767 triliun.
Penguatan IHSG pada hari ini disumbang oleh peningkatan harga yang terjadi pada 193 emiten. Di sisi lain 212 emiten melemah, dan 177 lainnya tidak mengalami perubahan.
Penopang penguatan IHSG pada hari ini adalah PT United Tractor Tbk. (UNTR), PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA). UNTR menguat 4,57 persen ke level Rp17.725 per saham, sedangkan SMMA menguat 2,87 persen ke level Rp16.150 per saham.
Selain itu, IHSG juga ditopang oleh penguatan yang terjadi pada saham PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR), PT Transcoal Pacific Tbk. (TCPI), dan PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. (INKP).
Baca Juga
Meski begitu, penguatan IHSG menjadi terbatas karena saham-saham berkapitalisasi besar justru melemah dan menjadi pemberat laju indeks. Saham-saham ini umumnya berasal dari sektor perbankan.
PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menjadi emiten yang memberi andil paling besar terhadap penurunan indeks. Emiten bank swasta terbesar Indonesia itu mengalami penurunan harga sebesar 0,69 persen ke Rp28.600 per saham. Investor asing tercatat melakukan jual bersih sebanyak senilai Rp31,73 miliar terhadap BBCA.
Saham-saham perbankan lain, seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBCA) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. juga menjadi jajaran top laggards IHSG. Keduanya melemah masing-masing 0,96 persen dan 2,09 persen ke level Rp3.100 per saham dan Rp4.920 per saham.
BMRI dan BBRI juga menjadi sasaran utama jual bersih investor pada perdagangan hari ini. Jual bersih asing terhadap BMRI mencapai Rp153,8 miliar, sedangkan BBRI Rp114,6 miliar.
Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji penguatan yang terbatas disebabkan oleh minimnya sentimen positif dari dalam dan luar negeri. Dia menilai penguatan yang terjadi hari ini lebih disebabkan oleh faktor teknikal.
“Market juga masih khawatir adanya potensi Covid-19 gelombang kedua, memanasnya situasi di Semenanjung Korea, juga hubungan India dan Tiongkok,” katanya kepada Bisnis, Rabu (17/6/2020).
Menurutnya kondisi tersebut menjadi faktor meningkatnya tekanan jual investor asing pada hari ini. Hingga penutupan, total nilai jual bersih investor asing mencapai Rp757,76 miliar.