Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sempat Sentuh 5.000, IHSG Masih Kurang Tenaga di Awal Perdagangan

Sepanjang perdagangan pagi ini, IHSG bergerak fluktuatif dalam kisaran 4.971,99 – 5.018,98.
Pegawai melintas di depan layar monitor perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (3/6/2020). Bisnis/Abdurachman
Pegawai melintas di depan layar monitor perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (3/6/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berupaya mempertahankan penguatannya pada awal perdagangan hari ini, Rabu (17/6/2020).

Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan IHSG naik 0,22 persen atau 10,81 poin ke level 4.997,26 pada pukul 09.13 WIB dari level penutupan sebelumnya.

Pada perdagangan Selasa (16/6/2020), IHSG mampu rebound dan berakhir di level 4.986,46 dengan lonjakan 3,53 persen atau 170,12 poin.

Penguatan indeks bahkan sempat berlanjut hingga menembus level 5.000 pada Rabu (17/6/2020) dengan menguat 0,45 persen atau 22,28 poin ke level 5.008,74 pukul 9.00 WIB. Sepanjang perdagangan pagi ini, IHSG bergerak fluktuatif dalam kisaran 4.971,99 – 5.018,98.

Seluruh 9 sektor dalam IHSG bergerak positif, dipimpin properti (+0,92 persen), perdagangan (+0,89 persen), dan infrastruktur (+0,32 persen).

Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT United Tractors Tbk. (UNTR) yang naik 0,64 persen dan 2,80 persen masing-masing menjadi pendorong utama penguatan IHSG.

Di sisi lain, saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Astra International Tbk. (ASII) yang turun 0,87 persen dan 0,60 persen menjadi penekan utama sekaligus membatasi tenaga IHSG.

Menurut tim riset Samuel Sekuritas Indonesia, IHSG berpeluang menguat terbatas pada perdagangan hari ini.

Pada perdagangan Selasa (16/6/2020), bursa saham Amerika Serikat ditutup menguat, dengan Dow Jones (+2,04 persen), S&P 500 (+1,95 persen), dan Nasdaq (+1,75 persen).

“Penguatan didukung berbagai faktor. Pertama adalah data penjualan ritel bulan Mei yang naik 17,7 persen MoM, jauh di atas estimasi konsensus yang hanya memperkirakan kenaikan 7,0 persen saja,” papar Samuel melalui publikasi riset hariannya.

Hal tersebut menandakan ekonomi AS berjalan lebih tinggi dari harapan. Faktor positif kedua adalah stimulus moneter terbaru dari The Fed dengan menyiapkan US$1 triliun untuk pengembangan infrastruktur.

Rencana itu melengkapi stimulus sebelumnya, dimana The Fed berencana untuk membeli obligasi swasta dari pasar sekunder. Sentimen lain datang dari kabar bahwa Dexametasone mampu menjadi obat yang efektif untuk mengurangi tingkat kematian bagi penderita Covid-19.

Namun, lanjut Samuel Sekuritas, bursa global juga dibayangi oleh sentimen negatif dari China. Adanya klaster-klaster kasus Covid-19 baru di Beijing membuat Pemerintah China membatasi perjalanan warganya.

“Ada pula kabar dari IMF yang akan menurunkan prediksi ekonomi global. Sebelumnya, IMF menyatakan ekonomi global akan terkontraksi -4 persen yoy pada 2020,” tulis Samuel Sekuritas.

“IHSG hari ini kami perkirakan masih berpeluang bergerak positif terbatas seiring dengan pergerakan bursa global,” tambahnya.

Mayoritas indeks saham di Asia tampak tertekan di zona merah, antara lain indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang yang masing-masing terkoreksi 0,43 persen dan 0,64 persen.

Kemudian, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China masing-masing turun 0,09 persen dan 0,15 persen, serta indeks Kospi Korea Selatan melemah 0,56 persen pukul 9.14 WIB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper