Bisnis.com, JAKARTA – Emiten ritel gawai dan aksesoris PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA) akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang akan digelar esok, Selasa (16/6/2020).
Dalam agenda acaranya, Erajaya akan meminta persetujuan penggunaan laba bersih pada tahun lalu kepada pemegang saham. Untuk diketahui, berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2019, perseroan mencatatkan penurunan laba bersih 65,29 persen menjadi Rp295,07 miliar.
Penurunan laba bersih perseroan kurang lebih disebabkan oleh penurunan penjualan. Sepanjang 2019 sebesar 5,18 persen menjadi Rp32,94 triliun pada tahun lalu.
Penyebaran Covid-19 yang membuat banyak toko dan gerai di dalam dan luar pusat perbelanjaan pada awal tahun ini sejatinya membuat banyak emiten ritel memutar otak untuk menahan laba . Misal, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) tidak membagikan dividen atas kinerja laba 2019 untuk menjaga arus kas.
Walhasil, emiten yang mencetak penurunan laba berpotensi tidak membagikan dividen dengan alasan menjaga likuditas.Lalu, apakah Erajaya akan memutuskan pembagian dividen atas kinerja laba tahun buku 2019 dalam RUPS besok?
Hingga saat ini, pihak perseroan belum memberikan tanggapannya kepada Bisnis terkait hal tersebut.
Baca Juga
Untuk diketahui, pada tahun lalu, emiten berkode saham ERAA tersebut membagikan laba sebesar Rp159,5 miliar atau Rp50 per lembar saham. Jumlah tersebut setara 18,8 persen dari total laba bersih tahun 2018 sebesar Rp850 miliar. Pada 2018, laba ERAA melonjak 150,73 persen.
Selama tiga tahun terakhir, perseroan memang konsisten membagikan dividen. Pada tahun 2018, Erajaya membagikan dividen dengan rasio 30 persen dari laba bersih tahun 2017. Sedang pada 2017, perseroan membagikan dividen dengan rasio 21,9 persen persen untuk tahun buku 2016, dengan catatan bahwa laba terus meningkat sejak 2016 hingga 2018.
Jika saja perseroan masih ikhlas memberikan dividen dengan rasio pembayaran dividen yang sama seperti tahun lalu yakni 18,8 persen, kemungkinan perseroan akan membagikan dividen tunai Rp55,47 miliar, atau sekitar Rp10 per lembar saham untuk seluruh saham perseroan yang beredar sebesar 5,22 miliar lembar saham.