Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja pasar modal syariah berpotensi mengalami peningkatan seiring adanya kontrol risiko terhadap saham-saham yang syariah.
Sepanjang tahun berjalan, kinerja Jakarta Islamic Index (JII) terkoreksi 23,45 persen menuju level 535,4 pada penutupan perdagangan Jumat (12/6/2020). Sementara itu, Indonesa Sharia Stock Index (ISSI) terkoreksi 22,5 persen menuju 146,05.
Budi Hikmat, Chief Economist & Director for investment Strategy PT Bahana TCW Investment, mengungkapkan saat ini merupakan waktu bagi para investor di pasar modal syariah untuk menambah portofolio atau asetnya.
Para investor di pasar modal – termasuk syariah - masih bisa tetap menambah portofolio atau asetnya lantaran belum banyak reli yang terjadi di pasar modal dalam negeri dibandingkan dengan bursa internasional.
“Produk-produk pasar modal syariah memiliki keunggulan seperti risk control, ethical investment, dan less volatile,” ungkap Budi baru-baru ini.
Dia mengungkapkan bahwa saat ini adalah waktu yang tepat untuk mengurangi cash-cash, dan bisa mulai masuk ke SBN syariah – bisa saja yang mau diluncurkan oleh pemerintah – atau produk reksa dana syariah masyarakat ekonomi syariah.
Produk obligasi terus mengalami kenaikan lantaran bond yield di luar negeri rendah, dan saat ini baru sedikit jumlah asing yang kembali lagi ke pasar modal Indonesia. “Saya mendorong investor, apalagi milenial, untuk segera investasi,” katanya.
Asing, secara keseluruhan tertarik dengan produk-produk pasar modal di dalam negeri, dan tidak peduli syariah atau non syariah – yang mereka lihat adalah imbal hasil dari produk investasi yang mereka beli.
Bagi investor pemula, dia menuturkan dapat masuk ke pasar modal syariah secara bertahap, dan dapat melalui reksa dana syariah. Dia merekomendasikan sektor infrasturktur dan consumer goods.