Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali terjungkal pada perdagangan hari ini setelah ditutup melemah 2,27 persen ke level 4.920,68 per saham.
Dari seluruh emiten yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), 343 di antaranya mengalami koreksi harga. Sementara itu, 112 di antaranya menguat, dan 126 lainnya tak berubah.
IHSG dibuka pada level 5.035,05, tetapi tak mampu berbuat banyak pada perdagangan hari ini. IHSG Sempat jatuh ke level terendah hari ini di level 4.892,81, dan hanya mampu bangkit paling tinggi ke level 5.036,85.
Baca Juga
Saham berkapitalisasi jumbo pada hari ini juga tercatat menjadi penekan utama IHSG. Saham-saham perbankan seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. menjadi sebagian konstituen indeks yang berdampak paling signifikan terhadap penurunan IHSG.
Saham BBRI melemah 5,61 persen ke level Rp3.030 per saham, sementara BMRI ditutup melemah 6,92 persen ke level Rp4.910 per saham. Investor asing mencatatkan jual bersih Rp66,79 miliar terhadap BBRI dan Rp91,16 miliar terhadap BMRI.
Selain itu, saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) anjlok 7 persen ke level Rp4.520 atau mengami auto reject bawah. Net sell asing di BBNI mencapai Rp45,29 miliar.
Analis PT Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta Utama menyatakan bahwa melanjutkan pelemahan IHSG pada hari ini berkaitan dengan minimnya data ekonomi makro domestik yang mampu memberikan dampak positif terhadap pasar.
“Hal ini menyebabkan terjadinya aksi profit taking di pasar saham. Di sisi lain, market akan menantikan data US CPI yang diprediksikan membaik seiring dengan kebijakan pembatasan lockdown di AS, serta kebijakan The Fed,” katanya kepada Bisnis, Rabu (10/6/2020).
Pelemahan IHSG pada hari ini melanjutkan tren yang terjadi pada hari kemarin, Selasa (9/6/2020). Pada perdagangan kemarin IHSG ditutup melemah 0,7 persen ke level 5.035,05.
Di samping itu, Nafan menilai sentimen negatif dari data penyebaran Covid-19 juga turut memengaruhi pergerakan IHSG pada hari ini. Menurutnya, tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia tertinggal dibandingkan negara lain di kawasan Asia Tenggara dalam penanganan pandemi tersebut.
Per hari ini, jumlah kasus positif Covid-19 Indonesia mencapai 34.316 orang. Tingkat kasus positif kembali mencapai rekor pertambahan harian, setelah terdeteksi adanya 1.241 kasus positif baru.
“Data penambagan Covid-19 di tanah air saya akui masih termasuk tinggi, dibandingkan Singapura dan Malaysia misalnya, Indonesia masih sangat rentan dengan pandemi Covid-19,” ujarnya.
Selain itu dia mengatakan, sentimen dampak penyebaran wabah itu juga kian memberi dampak negatif terhadap sejumlah sektor, termasuk sektor perbankan. Dampak pandemi yang membebani para debitur sehingga meningkatkan potensi gagal bayar kredit.
“Potensi risiko gagal bayar kredit di sektor perbankan, meskipun terdapat restrukturisasi, juga tetap ada. Sehingga diperlukan mitigasi risiko dari seluruh stakeholder,” katanya.
Namun, dia menilai sentimen-sentimen tersebut tidak terlalu memberi dampak signifikan terhadap IHSG pada hari ini. Menurutnya, sentimen yang lebih besar adalah sikap pasar yang menunggu perkembangan ekonomi di AS serta minimnya sentimen data ekonomi makro domestik.