Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tiga Bank Jumbo Terkena Profit Taking Paling Dalam, IHSG Tinggalkan 5.000

Trio perbankan berkapitalisasi jumbo atau big caps menjadi top laggards IHSG sesi pertama. Koreksi yang dialami yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) 5,30 persen, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) 6,92 persen, dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) 2,07 persen.
Karyawan beraktivitas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (28/5/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan beraktivitas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (28/5/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan tersungkur ke zona merah sepanjang sesi pertama perdagangan, Rabu (10/6/2020), tertekan adanya aksi profit taking khususnya di sektor saham keuangan.

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG parkir di zona merah dengan koreksi 2,43 persen atau 122,31 poin ke level 4.912,75 pada akhir sesi pertama, Rabu (10/6/2020). Laju indeks amblas dan sempat menyentuh level support 4.897,81.

Total nilai transaksi saham di pasar reguler, tunai, dan negosiasi senilai Rp6,81 triliun. Tercatat, 322 saham terkoreksi, 100 menguat, dan 125 stagnan.

Investor asing menekan pasar saham dalam negeri dengan aksi jual. Total nilai net sell atau jual bersih senilai Rp638,41 miliar hingga akhir sesi pertama, Rabu (10/6/2020).

PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) memimpin daftar top net foreign sell dengan nilai Rp220,5 miliar. Laju saham emiten telekomunikasi milik negara itu pun terkoreksi 0,96 persen.

Sektor saham keuangan yang terkoreksi 3,40 persen menjadi penekan utama laju IHSG. Sektor saham konsumer turut menekan pergerakan indeks dengan koreksi 2,17 persen.

Trio perbankan berkapitalisasi jumbo atau big caps menjadi top laggards IHSG sesi pertama. Koreksi yang dialami yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) 5,30 persen, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) 6,92 persen, dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) 2,07 persen.

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengatakan koreksi yang dialami oleh IHSG masih berkait dengan minimnya data makro ekonomi domestik yang memberikan dampak positif ke pasar. Akibatnya, terjadi aksi profit taking oleh investor.

“Sementara itu, pasar juga akan menantikan data consumer price index (CPI) Amerika Serikat yang diprediksikan membaik seiring dengan kebijakan pembatasan lockdown,” jelasnya kepada Bisnis, Rabu (10/6/2020).

Nafan memprediksi IHSG tetap bertahan di zona merah pada sesi kedua. Pergerakan akan berada di kisaran support 4.880 dan resistan 5.010.

Tabel Kinerja Sektoral IHSG hingga Sesi I, Rabu (10/6/2020)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper