Bisnis.com, JAKARTA - Euforia tingginya minat investor terhadap obligasi Indonesia diperkirakan akan berlanjut pada lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara pada Selasa (9/6/2020).
Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan, lelang sukuk negara akan ramai diminati oleh investor. Hal ini melanjutkan tingginya momentum euforia terhadap obligasi pemerintah setelah lelang Surat Berharga Negara (SBN) pekan lalu.
"Yield kita masih terbilang menarik meskipun dua hari belakangan sedikit melemah. Tetapi, ekspektasi penurunan imbal hasil tetap ada, makanya minat tetap tinggi," jelas Ramdhan saat dihubungi Bisnis, Senin (8/6/2020).
Data dari World Government Bonds menyebutkan, tingkat imbal hasil obligasi Indonesia dengan tenor 10 tahun adalah sebesar 7,246 persen. Angka ini melemah 18,9 basis poin dibandingkan posisi imbal hasil pada 3 Juni lalu sebesar 7,099 persen.
Ia melanjutkan, faktor pendorong lain yang membuat minat investor terjaga adalah kondisi nilai tukar Rupiah yang stabil. Saat ini, nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS berada di kisaran Rp13.900 hingga Rp14.000.
Selain itu, kondisi fundamental ekonomi Indonesia juga tetap terjaga di tengah kondisi pandemi global. Hal ini karena bauran kebijakan fiskal dan moneter yang akomodatif. Ramdhan menuturkan, salah satu kebijakan yang menenangkan investor adalah masuknya Bank Indonesia ke pasar obligasi primer.
Baca Juga
"Diperkirakan (angka penawaran) lelang besok dapat menembus Rp35 triliun hingga Rp40 triliun," tuturnya.
Adapun, total penawaran yang masuk pada lelang sukuk sebelumnya pada 18 Mei 2020 adalah senilai Rp18,85 triliun. Dari jumlah tersebut, total nilai yang dimenangkan pemerintah senilai Rp9,5 triliun.
Angka penawaran lelang sukuk negara sempat mencapai titik terendah Rp14,60 triliun dalam lelang 24 Maret 2020. Namun, jumlah yang masuk berangsur mengalami kenaikan dan terjaga di kisaran Rp18 triliun.