Bisnis.com, JAKARTA — Nilai transaksi broker sepanjang Mei 2020 lalu menunjukkan kenaikan signifikan dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Berdasarkan data Bloomberg, transaksi sepanjang Mei mencapai Rp314,35 triliun, naik 9,48 persen dibandingkan transaksi sepanjang April yang sebesar Rp287,12 triliun. Namun, jumlah tersebut belum mampu kembali ke capaian transaksi pada Maret yang sebesar Rp332,11 triliun.
Adapun broker dengan aktivitas transaksi tertinggi pada Mei 2020 kembali ditempati oleh Mandiri Sekuritas dengan total transaksi Rp48,76 triliun. Nilai transaksi tersebut meningkat berkali lipat dibandingkan dengan perolehan pada April 2020 yang mana Mandiri Sekuritas hanya mencatatkan transaksi sebesar Rp17,18 triliun.
Dari total transaksi sepanjang Mei tersebut, terdapat Rp41,46 triliun transaksi beli dan Rp7,30 triliun transaksi jual. Perolehan transaksi tersebut utamanya didominasi pembelian saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) dengan total transaksi beli Rp33,29 triliun.
Mandiri Sekuritas tercatat sebagai salah satu sekuritas yang melakukan transaksi pertama untuk akuisisi Bank Pertama oleh Bangkok Bank, yang mana bank asal Thailand tersebut mencaplok 89,12 persen saham BNLI dari Standard Chartered dan PT Astra International Tbk. (ASII) pada Rabu (20/5/2020).
Selain transaksi BNLI tersebut, sejumlah saham perbankan lainnya juga menempati posisi atas daftar saham yang paling banyak ditransaksikan Mandiri Sekuritas antara lain PT Bank Rakyat Indoensia Tbk. (BBRI) PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI).
Baca Juga
Mengekor Mandiri Sekuritas, ada UBS Securities yang berada di posisi kedua daftar sekuritas dengan nilai transaksi tertinggi dengan nilai transaksi Rp28,94 triliun, sedangkan CLSA Indonesia ada di posisi ketiga dengan transaksi Rp27,63 triliun.
Sementara pada posisi setelahnya berturut-turut adalah Credit Suisse Secirities (Rp19,35 triliun), Mirae Asset Sekuritas (Rp19,35 triliun), Maybank Kim Eng Securities (Rp14,13 triliun), Macquarie Capital Securities (Rp13,80 triliun) dan J.P Morgan Securities Indonesia (Rp12,35 triliun).