Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat aksi jual bersih yang dilakukan oleh investor asing dalam periode tahun berjalan (year to date) mencapai Rp7,79 triliun hingga 5 Juni 2020.
Sekretaris Perusahaan BEI Yulianto Aji Sadono mengatakan sepanjang pekan ini (2-5 Juni 2020), berbagai indikator menunjukkan pasar modal dalam negeri berada di jalur hijau.
Dia menyebut, dalam sepekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencetak kenaikan 4,08 persen ; naik dari posisi 4.753,61 menjadi 4.947,78. IHSG bahkan sempat menyentuh level 5.000 pada perdagangan Kamis (4/6/2020). Kenaikan iHSG turut mendongkrak kapitalisasi pasar di BEI. Kapitalisasi pasar naik 4,09 persen menjadi Rp5.721,944 triliun.
"Investor asing pada hari ini [5/6/2020] mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp51 miliar, sedangkan sepanjang tahun 2020, jual bersih asing tercatat sebesar Rp7,792 triliun. ujarnya dalam siaran pers yang dikutip, Sabtu (6/6/2020).
Kenaikan tertinggi terjadi pada rata-rata frekuensi transaksi harian yang meningkat sebesar 25,41 persen atau sebesar 802.603 ribu kali transaksi dibandingkan pekan lalu sebesar 639.998 ribu kali transaksi.
Kemudian diikuti oleh peningkatan sebesar 20,21 persen pada rata-rata volume transaksi harian bursa menjadi 11,110 miliar unit saham dibandingkan pekan lalu sebesar 9,242 miliar unit saham.
Baca Juga
Adapun, rata-rata nilai transaksi harian Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami peningkatan sebesar 1,09 persen menjadi sebesar Rp11,730 triliun dari Rp11,604 triliun pada penutupan pekan lalu.
Head of Market Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan kenaikan IHSG tidak terlepas dari rencana penerapan kenormalan baru atau new normal. Kondisi ini adalah pembukaan kembali aktivitas perekonomian dengan kepatuhan pada protokol kesehatan.
Wawan menyebut, pelaku pasar merespon positif upaya pemerintah dalam memberlakukan kenormalan yang baru, karena berarti roda ekonomi dapat berputar kembali meski masih terbatas dan bertahap.
“Penguatan akan terus berlanjut sepanjang kenormalan yang baru tidak membuat kurva Covid-19 melonjak,” ujar Wawan kepada Bisnis, Jumat (5/6/2020).
Sementara itu, Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio mengatakan sentimen penguatan dikarenakan dana asing yang sudah mulai masuk lagi di pasar, dengan net inflow sebesar Rp3,17 Triliun.
Hal itu menjadi katalis positif karena kondisi pasar saat ini sudah undervalued. Selain itu, rupiah pun ikut terimbas dari katalis positif tersebut hingga kembali diperdagangkan di level Rp13.000 per dolar AS.
“Meskipun pembukaan ekonomi kembali belum sepenuhnya terlaksana, tetapi banyak korporasi atau emiten yang sudah diperdagangkan pada valuasi yang murah sehingga saat ini menjadi kesempatan bagi fund dan investor untuk membeli saham dengan fundamental bagus yang sedang terdiskon,” ujar Frankie kepada Bisnis, Jumat (5/6/2020).