Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu ditutup berbalik menguat, meskipun sempat tertekan di zona merah pada awal perdagangan hari ini.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pergerakan IHSG ditutup menguat 0,63 persen atau 31,08 poin ke level 4.947,78 pada akhir perdagangan Jumat (5/6/2020).
Pada perdagangan Kamis (4/6/2020), IHSG berakhir di level 4.916,7 dengan pelemahan 0,49 persen atau 24,3 poin, mematahkan reli kenaikan hari keenam beruntun sejak perdagangan Selasa (26/5/2020).
Sebelum berbalik melemah, indeks sempat tertekan di zona merah dan berakhir terkoreksi 0,42 persen pada akhir perdagangan sesi I. Sepanjang hari ini, IHSG bergerak dalam kisaran 4.851,15-4.948,51.
Sebanyak 8 dari 10 sektor pada IHSG ditutup di wilayah positif, dipimpin oleh sektor aneka industri yang menguat 4,13 persen, disusul sektor properti yang naik 1,64 persen.
Di sisi lain, sektor barang konsumsi dan indsutri dasar melemah masing-masing 0,32 persen dan 0,63 persen dan menahan laju penguatan IHSG lebih lanjut.
Baca Juga
Tercatat 258 saham menguat, 139 saham melemah, dan 169 saham berakhir stagnan.
IHSG menguat sejalan dengan mayoritas bursa saham global yang bergerak menguat karena investor menyambut serangkaian stimulus terbaru yang mendorong ekonomi global.
Dilansir Bloomberg, indeks Stoxx Europe 600 melonjak 1,29 persen di awal perdagangan setelah langkah-langkah stimulus fiskal dan moneter dari Jerman dan Uni Eropa melampaui ekspektasi.
Kontrak berjangka bursa AS menguat di tengah laporan bahwa pemerintahan Trump akan menghabiskan hingga US$1 triliun untuk memerangi dampak pandemi, meskipun kebijakan tersebut diperkirakan belum akan dilakukan setidaknya hingga bulan depan.
Di Asia, indeks Nikkei 225 Jepang menguat 0,74 persen, indeks Hang Seng naik 1,61 persen, sedangkan indeks Shanghai Composite menguat 0,4 persen. sementara itu, indeks FTSE Straits Times Singapura menguat 1,32 persen.
Setelah jeda singkat pada hari Kamis, aset berisiko kembali menguat karena investor bertaruh pada ekonomi global yang dibanjiri dengan stimulus dan meredanya ketegangan perdagangan antara AS dan China.
Penyebaran pandemi virus corona menunjukkan tanda-tanda mereda di sejumlah negara meskipun jumlah kasus baru masih bertambah sekitar 100.000 kasus setiap harinya.
Investor juga mengantisipasi sejumlah risiko yang akan datang, termasuk termasuk laporan pasar tenaga kerja AS, yang diperkirakan akan menunjukkan lonjakan pengangguran.